Senada dengan itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Riyan Betra Delza memandang azan maghriib di televisi dapat diganti dengan tayangan running text. Hal itu dilakukan berkenaan dengan penyelenggaraan Misa Akbar yang akan dipimpin Paus Fransiskus di Jakarta.
Riyan mengingatkan, kumandang azan dalam hal ini bukanlah dibatasi. Sebab, azan pada faktanya tetap bisa dikumandangkan di masjid-masjid atau sarana lainnya, seperti biasa.
"Agar umat Katolik bisa khusyuk mengikuti misa, yang tidak berkesempatan hadir di GBK tentu bisa mengikuti di televisi. Karenanya, untuk mengupayakan kekhusyukan itu, azan di televisi diganti dengan running text," ujar dia dalam keterangan tertulis, hari ini.
"Saya sebagai Muslim tidak ada masalah. Karena, kita masih bisa mendengarkan azan di masjid, mushola, bahkan di handphone masing-masing," sambung Riyan.