Rabu 04 Sep 2024 16:16 WIB

Anggota DPR: Adzan Diganti Running Text Saat Misa Paus Fransiskus tak Perlu Diperdebatkan

Menurut Ace, imbauan Kemenag untuk menunjukkan Indonesia yang menghormati Misa Akbar

Red: Andri Saubani
Warga berfoto dengan papan bergambar Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno  (SUGBK) menjelang misa akbar di Jakarta, Rabu (4/9/2024). Paus Fransiskus akan memimpin misa akbar pada Kamis (5/9) besok yang akan diikuti oleh sekitar 90 ribu umat katolik dari seluruh Indonesia. Nantinya Paus Fransiskus akan menyapa umat katolik mengelilingi SUGBK menggunakan kendaraan Popemobile. Paus Fransiskus  melakukan perjalanan keagamaan dan kenegaraan atau apostolik ke Indonesia selama 4 hari dari tanggal 3-6 September mendatang. Indonesia merupakan negara pertama yang akan dikunjungi Paus Fransiskus selama perjalanan apostoliknya selama 11 hari di kawasan Asia Pasifik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga berfoto dengan papan bergambar Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjelang misa akbar di Jakarta, Rabu (4/9/2024). Paus Fransiskus akan memimpin misa akbar pada Kamis (5/9) besok yang akan diikuti oleh sekitar 90 ribu umat katolik dari seluruh Indonesia. Nantinya Paus Fransiskus akan menyapa umat katolik mengelilingi SUGBK menggunakan kendaraan Popemobile. Paus Fransiskus melakukan perjalanan keagamaan dan kenegaraan atau apostolik ke Indonesia selama 4 hari dari tanggal 3-6 September mendatang. Indonesia merupakan negara pertama yang akan dikunjungi Paus Fransiskus selama perjalanan apostoliknya selama 11 hari di kawasan Asia Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily meminta masyarakat tak perlu mendebatkan imbauan adzan menjadi running text atau teks berjalan di televisi saat penayangan Misa Akbar yang dihadiri Paus Fransiskus. Karena, menurutnya, hal itu harus dipahami untuk menjaga toleransi beragama.

Baca Juga

Menurut Ace, imbauan dari Kementerian Agama (Kemenag) itu diterbitkan untuk menunjukkan Indonesia yang menghormati Misa Akbar tersebut. Dia menyebut gelaran Misa Akbar itu waktunya memang bersamaan dengan kumandang adzan yang biasa ditayangkan di televisi.

"Jadi, adzan saya kira tetap harus langsung di masjid-masjid," kata Ace di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.