Rabu 04 Sep 2024 16:29 WIB

Antisipasi Karhutla, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim

Suhu global telah mengalami kenaikan sebesar 1,45 derajat Celcius pada 2023.

Red: Satria K Yudha
Foto udara permukiman warga di Muara Sabak Timur yang diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Tanjung Jabung Timur, Jambi, Selasa (27/8/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Foto udara permukiman warga di Muara Sabak Timur yang diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Tanjung Jabung Timur, Jambi, Selasa (27/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) untuk melatih satuan tugas di BKSDA Kalbar serta sejumlah pihak lainnya dalam memitigasi perubahan iklim dan pengendalian karhulta.

"SLI ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai informasi yang diperoleh dapat diimplementasikan untuk melakukan kegiatan antisipasi kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan ini juga dilakukan untuk membangun jaringan kerja antara BMKG dengan instansi terkait dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Hartono, di Pontianak, Rabu (4/9/2024).

Dia mengungkapkan bahwa suhu global telah mengalami kenaikan sebesar 1,45 derajat Celcius pada tahun 2023. Kondisi ini berpotensi berdampak luas terhadap berbagai sektor di permukaan bumi, termasuk wilayah Kalimantan Barat yang kini semakin sering mengalami cuaca ekstrem.

Menurut Hartono, fenomena cuaca ekstrem ini sudah dirasakan langsung oleh masyarakat Kalimantan Barat.