Rabu 04 Sep 2024 18:29 WIB

Kabid Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar: AI adalah Kunci Efisiensi dan Inovasi Pendidikan

Seminar ini menjadi wadah diskusi penting mengenai peran AI di dunia pendidikan.

Red: Gita Amanda
Syarif Faisal Indahmawan Alkadri, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), memberikan pandangannya yang visioner dalam Seminar Kemerdekaan Digital yang diselenggarakan oleh Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Pontianak.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Syarif Faisal Indahmawan Alkadri, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), memberikan pandangannya yang visioner dalam Seminar Kemerdekaan Digital yang diselenggarakan oleh Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Pontianak.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Syarif Faisal Indahmawan Alkadri, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), memberikan pandangannya yang visioner dalam Seminar Kemerdekaan Digital yang diselenggarakan oleh Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Pontianak. Dengan tema “Artificial Intelligence for Education: Transformasi Pendidikan di Era Digital”, seminar ini menjadi wadah diskusi penting mengenai peran kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan.

Dalam sambutannya, Syarif Faisal menekankan bahwa teknologi AI telah membuka berbagai peluang baru di bidang pendidikan, terutama dalam hal efisiensi dan inovasi. “Kecerdasan buatan adalah kunci bagi kita untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pendidikan. Dengan AI, banyak tugas administratif yang memakan waktu dapat diotomatisasi, sehingga guru dan tenaga pendidik dapat lebih fokus pada pengembangan strategi pembelajaran yang inovatif,” ujar Syarif, di Harris Hotel Pontianak, pada Kamis (29/8/2024).

Baca Juga

Ia juga menekankan pentingnya mengadopsi teknologi AI dengan penuh tanggung jawab. Menurutnya, meskipun AI menawarkan berbagai keuntungan, penggunaannya memerlukan keterampilan khusus dan kesadaran etis yang tinggi.

“Adopsi teknologi AI bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan sembarangan. Kita perlu memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam penggunaan AI didasari oleh pemahaman yang mendalam dan etika yang kuat. Ini penting agar teknologi ini benar-benar bermanfaat dan tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan,” tegasnya.