REPUBLIKA.CO.ID, Istilah otak burung menjadi sebuah ungkapan untuk menunjukkan rendahnya kecerdasan seseorang. Burung pada umumnya tidak dianggap sebagai hewan yang cerdas.
Meski demikian, ayat Alqur'an yang berkisah tentang seekor burung mengungkap sebaliknya.Kitab suci mengungkap bagaimana peran burung dalam kisah putra-putra adam yakni Habil dan Qabil.
“Jiwa (egois) yang satu mendorongnya untuk membunuh saudaranya; dia membunuhnya, dan menjadi (dirinya) termasuk orang-orang yang merugi. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak yang menggaruk-garuk tanah untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana cara menyembunyikan aib saudaranya. “Celakalah aku!“ katanya, ‘Apakah aku tidak dapat menjadi seperti burung gagak ini, yang dapat menyembunyikan aib saudaraku?’ kemudian ia menjadi sangat menyesal.” (QS Al-Maidah:30-31).
Saat Alqur'an menyebut suatu makhluk, itu berarti secara harfiah dan spesifik, bukan secara luas. Hal ini memberi kita petunjuk untuk melihat lebih dekat dan mempelajarinya lebih dalam untuk mendapatkan pengetahuan yang belum tersentuh. Asumsinya yakni ayat tersebut berbicara tentang burung gagak yang dengan jelas dikatakan sebagai mentor bagi manusia, seperti dikutip dari laman Islamweb.