Kamis 05 Sep 2024 16:10 WIB

Gojek Berhenti Beroperasi di Vietnam Mulai 16 September, Ini Alasannya

Alih-alih Gojek, pengguna di Vietnam lebih menyukai Grab untuk layanan pemesanan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Perusahaan transportasi daring dan pengiriman barang, Gojek, mengumumkan akan berhenti beroperasi di Vietnam mulai 16 September setelah 6 tahun beroperasi.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Perusahaan transportasi daring dan pengiriman barang, Gojek, mengumumkan akan berhenti beroperasi di Vietnam mulai 16 September setelah 6 tahun beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan transportasi daring dan pengiriman barang, Gojek, mengumumkan akan berhenti beroperasi di Vietnam mulai 16 September setelah 6 tahun beroperasi di pasar tersebut. Keputusan tersebut dibuat oleh perusahaan induk Goto Gojek Tokopedia setelah menilai keberadaan pasarnya di Vietnam.

"Kami akan memberikan dukungan yang diperlukan kepada semua pihak yang terdampak dan mematuhi peraturan dan hukum saat ini selama masa transisi ini," tulis pernyataan Gojek dilansir Vnexpress, Kamis (5/9/2024)

Baca Juga

Gojek didirikan pada 2010 dengan fokus pada layanan pengiriman barang dan transportasi daring. Aplikasinya diluncurkan pada bulan Januari 2015 di Indonesia. Sejak saat itu, Gojek telah berkembang menjadi platform layanan sesuai permintaan terkemuka di Indonesia

Perusahaan ini memasuki Vietnam pada tahun 2018 sebagai GoViet, yang bergabung dengan merek Gojek pada tahun 2020. Di Vietnam, perusahaan ini menawarkan layanan kendaraan roda dua (GoRide) dan mobil (GoCar), pengiriman makanan (GoFood) dan pengiriman paket (GoSend), dan beroperasi di Provinsi HCMC dan Hanoi serta Binh Duong dan Dong Nai.

Menurut perusahaan riset pasar Mordor Intelligence, pasar pemesanan kendaraan di Vietnam diperkirakan bernilai 880 juta dolar AS pada tahun 2024 dan tumbuh menjadi 2,16 miliar dolar AS pada tahun 2029.

Perusahaan riset pasar lainnya, Q&Me, menemukan bahwa 42 persen pengguna di Vietnam lebih menyukai Grab untuk layanan sepeda motor, diikuti oleh Be dengan 32 persen dan Xanh SM dengan 19 persen. Hanya 7 persen yang mengatakan bahwa mereka sering menggunakan Gojek.

Dengan operasi di Vietnam yang menyumbang kurang dari 1 persen dari transaksi bruto GoTo pada kuartal kedua tahun ini, keluarnya perusahaan dari pasar ini diperkirakan tidak akan berdampak besar pada situasi keuangannya, The Business Times melaporkan.

Gojek sebelumnya menarik diri dari Thailand pada tahun 2021 dan kini fokus pada pasar domestiknya dan Singapura.

Di Indonesia, nilai transaksi bruto Gojek meningkat sebesar 18 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua tahun ini sementara jumlah pesanan yang diselesaikan naik 24 persen hingga mencapai rekor tertinggi. Gojek juga mengalami peningkatan pangsa pasar sebesar 3 poin persentase di Singapura.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement