Kamis 05 Sep 2024 21:42 WIB

Dampak Fatal Eksodus Besar-besaran Keluar Israel dan Ragam Bujuk Rayu untuk Kembali

Israel melakukan bujuk rayu warganya agar kembali lagi

Red: Nashih Nashrullah
Warga Israel di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021. Seperempat Yahudi Israel dilaporkan siap melakukan eksodus.
Foto: Ariel Schalit/AP Photo
Warga Israel di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021. Seperempat Yahudi Israel dilaporkan siap melakukan eksodus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Konsekuensi dari Operasi Badai Al-Aqsa bagi Israel dan ekonominya masih terus berlangsung, dan kepercayaan diri akan keamanan serta rasa superioritas yang menghilang pada pagi hari tanggal 7 Oktober mungkin akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali, jika memang akan kembali.

Dikutip dari Mu'syirul Hijrah Ila Israel 'Alaihi Ma 'Alaihi, yang ditulis Adnan Abdul Rozaq dipublikasikan Alaraby.co.uk dijelaskan bahwa  ketidakmampuan dinas keamanan Israel yang seharusnya tidak dapat ditembus terungkap sebagai kepalsuan pada Oktober lalu, dan banyak perusahaan bereaksi dengan menarik modal mereka dari negara yang pada dasarnya akan tetap tidak stabil selama pendudukan ilegal terus berlanjut.

Baca Juga

Selain itu, sekitar setengah juta warga Israel, orang-orang Yahudi yang dikumpulkan dari seluruh dunia dengan janji-janji stabilitas, kemakmuran, dan “Tanah yang Dijanjikan”, telah melarikan diri, merusak arus masuk migran yang dibutuhkan oleh negara penjajah untuk bertahan hidup.

Pemerintah Israel sadar akan bahaya migrasi balik, setelah memalsukan sejarah dan menggoda orang-orang Yahudi untuk melakukan “Aliyah” selama 70 tahun terakhir dengan menawarkan rumah, pekerjaan, dan bantuan keuangan.