Kamis 05 Sep 2024 22:01 WIB

Meski Kurang Persiapan, Palestina Mampu Tahan Imbang Korea Selatan 0-0

Liga sepak bola Palestina terhenti karena agresi Israel.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pemain timnas Palestina (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pemain timnas Palestina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palestina mendapatkan hasil positif meski persiapan mereka untuk menghadapi salah satu tim terbaik di Asia terganggu, kata pelatih Makram Daboub menjelang pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Korea Selatan pada Kamis (5/9/2024). Palestina berhasil menahan Korea Selatan 0-0 di Stadion Piala Dunia Seoul.

Palestina bermain di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia yang diikuti 18 negara untuk pertama kalinya. Tim Singa Kanaan memiliki peluang untuk mengklaim salah satu dari delapan wakil Asia pada putaran final 2026.

Baca Juga

Palestina menempati posisi kedua di grup mereka di belakang Australia pada babak sebelumnya. Palestina diharuskan memainkan semua pertandingan mereka di luar negeri karena agresi Israel ke negara mereka yang sedang berlangsung. Palestina telah berlatih di Malaysia menjelang kualifikasi putaran ketiga.

Pelatih Daboub dan penyerang kelahiran Denmark Wessam Abou Ali menyampaikan kekhawatiran tentang kesiapan mereka, dengan mengatakan penangguhan liga lokal Palestina dan terus-menerus melakukan latihan dan pertandingan telah berdampak buruk pada skuad.

"Ini tantangan besar, dan tujuan kami adalah meraih hasil positif. Kami menghadapi kesulitan dalam mempersiapkan pertandingan ini," kata Daboub kepada wartawan menjelang pertandingan pembuka Grup B tersebut sehari sebelumnya.

Terutama karena tertundanya kedatangan banyak pemain ke kamp pelatihan dan kurangnya pertandingan persahabatan. Palestina memiliki jumlah skuad yang tidak lengkap dan sebagian besar pemain belum bermain dengan klub mereka karena skorsing liga.

Asosiasi Sepak Bola Palestina mengatakan setidaknya 92 pemain Palestina tewas dalam perang dan infrastruktur sepak bola mereka hancur total.

“Kami terpaksa melakukan kamp tertutup untuk mempersiapkan para pemain secara fisik dan psikologis untuk kualifikasi dan mempertahankan tingkat kinerja mereka seperti biasa,” tambah Daboub. “Kami mengandalkan pemain dengan keterampilan terbaik yang tersedia untuk mendapatkan poin.”

Daboub memuji Korea Selatan, yang telah bermain di 10 edisi terakhir Piala Dunia dan menjadi semifinalis ketika mereka menjadi tuan rumah bersama Jepang pada 2002.

“Kami akan mengandalkan semangat juang, semangat, dan organisasi kami untuk menghentikan pemain berbakat seperti Son Heung-min,” tambahnya.

“Saya pikir hal terpenting bagi kami para pemain adalah menciptakan kebahagiaan bagi sesama rakyat Palestina yang lebih menderita daripada sebagian dari kami,” tambah Abou Ali.

Semangat itu ternyata membuahkan hasil di lapangan. Palestina mampu meredam ketajaman para pemain Korea Selatan yang banyak merumput di Eropa.

Palestina selanjutnya akan menghadapi Yordania pada 10 September di Kuala Lumpur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement