Jumat 06 Sep 2024 06:58 WIB

Menko Airlangga Sebut Kedatangan Paus Jadi Simbol Perkuat Persatuan

Semoga kunjungan bersejarah ini semakin memperkuat kerukunan dan persaudaraan.

Umat Katolik mengikuti Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus di Stadion Madya Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusa, Kamis (5/9/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Umat Katolik mengikuti Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus di Stadion Madya Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusa, Kamis (5/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyebut, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, menjadi simbol memperkuat persatuan kerukunan antarumat beragama. "Selamat datang Yang Mulia Bapak Paus Fransiskus di Bumi Pancasila," ucap Airlangga lewat akun Instagram @airlanggahartarto_official dikutip di Jakarta, Jumat (6/9/2024).

Menko Airlangga menyampaikan sambutan selamat datang kepada Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Dia menilai, kedatangan Paus merupakan simbol dari semangat persatuan dan keharmonisan antaragama.

Selain itu, juga memperlihatkan komitmen yang mendalam untuk membangun jembatan dialog dan saling toleransi. "Semoga kunjungan bersejarah ini semakin memperkuat kerukunan, persaudaraan, dan perdamaian untuk segenap anak bangsa dan seluruh umat manusia" ucap Airlangga.

Kunjungan apostolik Sri Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi kunjungan awal dalam turnya ke wilayah Asia Pasifik. Selain Indonesia, Paus juga berencana mengunjungi Papua Nugini, Timor Leste, dan  Singapura.

Selamat empat hari kunjungannya, Paus Fransiskus melakukan pertemuan kenegaraan hingga pertemuan dengan tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal. Saat tiba di Masjid Istiqlal, Paus disambut oleh kelompok anak yang menabuh marawis. Paus Fransiskus juga diberi bunga dan disambut Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Paus menyatakan kekagumannya dengan Pancasila yang dimiliki Indonesia dan sangat menghargai dan mengapresiasi Indonesia yang memiliki Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement