REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) meraih peringkat 2 Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Terakreditasi A/Unggul Anugerah Kampus Unggulan LLDIKTI Wilayah VII di Grand Mercure Malang Mirama, Kamis (5/9/2024).
Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Umsida, Dr Sigit Hermawan SE MSi CIQaR CRP menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan salah satu dari banyaknya penghargaan sebagai kampus unggul.
Sebut saja pada tahun lalu, Umsida meraih penghargaan terkait kinerja publikasi oleh kementerian.
Menurutnya, faktor utama Umsida bisa meraih penghargaan ini adalah academic atmosphere. Hal itulah yang membuat setiap civitas akademika menjadi nyaman dan merasa lebih baik mengerjakan riset dan abdimas.
“Jadi menurut saya, faktor utamanya adalah kenyamanan dosen dalam melakukan riset dan abdimas. Kami memberikan layanan yang memadai bagi para dosen agar mereka bisa bersahabat dan bekerja sama dengan DRPM dengan baik,” ujar dosen yang disapa Dr Sigit ini.
Selain itu, imbuhnya, DRPM juga melakukan pendekatan secara personal kepada para dosen untuk bisa aktif melakukan kegiatan tersebut. Karena dengan begitu, para dosen bisa lebih produktif untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Peningkatan penelitian dan pengabdian masyarakat
Untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat, Dr Sigit memiliki beberapa cara, di antaranya pertama, melakukan review proposal. "Untuk proposal yang tidak didanai kementerian atau yang ditolak, akan dibahas bersama dan mencari solusinya,” kata dosen prodi Akuntansi itu.
Kedua, pelatihan. DRPM Umsida mengadakan pelatihan untuk para dosen dengan mendatangkan tenaga ahli dan reviewer tingkat nasional. Ketiga, pendampingan. Pendampingan adalah penyerahan proposal kepada para ahli untuk direview. Kemudian, mereka melakukan pendampingan kepada para dosen terkait ketentuan proposal tersebut, seperti kekurangan dan kelebihannya.
Keempat, pengecekan akhir proposal. Walau sudah didampingi oleh tenaga ahli, DRPM Umsida terus mendampingi dosen hingga proposal tersebut di-submit ke sistem, mulai dari judul hingga penulisan daftar pustaka. “Jika terdapat ketidaksesuaian, maka kami akan mengembalikan proposal tersebut hingga sebisa mungkin kesalahannya itu nol," katanya.
Kelima, mengecek sistem. Jika para dosen sudah mengajukan proposal, maka pihak DRPM akan mengecek kembali hingga memvalidasi proposal.
Dalam upaya meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat dosen Umsida, Dr Sigit bercerita tentang beberapa tantangan yang dihadapi.
"Menurut saya tantangan terbesarnya adalah sikap sudah nyaman. Jadi para dosen yang sudah berada di zona nyaman, mereka enggan melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Jadi kami sedikit susah untuk memotivasi kembali," katanya.
Inovasi Umsida selanjutnya
Setelah mendapatkan penghargaan ini, Umsida terus berinovasi di berbagai bidang. Dr Sigit mengatakan bahwa ia dan timnya akan terus meng-upgrade kompetensi dan informasi terbaru bagi dosen dan utamanya adalah dosen Umsida yang sudah lulus doktor.
“Kami berharap agar semakin banyak dosen Umsida yang bergelar doktor tapi jangan sampai enggan melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Tak hanya mengajar, tapi dosen juga harus rajin melakukan riset dan abdimas,” katanya.
Menurut Dr Sigit, penghargaan ini merupakan salah satu pencapaian besar Umsida yang sudah terakreditasi unggul. Hal tersebut tidak akan bisa diraih apabila tanpa kerja sama yang baik antar civitas akademika Umsida.
“Ini merupakan prestasi yang harus ditunjukkan, bahwa Umsida sudah unggul dan diimbangi dengan prestasi yang gemilang. Saya harap ini bisa menjadi informasi bahwa Umsida tidak berbeda dengan kampus lain, bahkan melebihi,” jelas Dr Sigit.