REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Di era digital yang berkembang pesat, tantangan keamanan siber menjadi isu krusial, terutama bagi perusahaan dan institusi pendidikan. Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya, Bambang Kelana Simpony, memberikan pandangannya tentang peran aktif institusi pendidikan dalam menjawab tantangan ini.
Bambang menyatakan bahwa, keamanan siber merupakan aspek yang harus mendapatkan perhatian serius di tengah pesatnya transformasi digital di berbagai sektor.
“Perkembangan teknologi informasi saat ini memberikan peluang besar, tetapi juga membawa risiko signifikan terhadap data dan privasi. Institusi pendidikan, seperti Universitas BSI, memiliki peran penting dalam menciptakan tenaga ahli yang mampu memahami dan menangani ancaman keamanan siber ini,” katanya, dalam keterangan rilis, Jumat (30/8/2024).
Menurutnya, ada beberapa tantangan utama dalam keamanan siber yang dihadapi oleh perusahaan dan lembaga saat ini. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya perlindungan data. “Banyak pihak masih memandang sebelah mata isu keamanan siber. Padahal, ancaman serangan siber semakin canggih dan tidak terbatas hanya pada sektor bisnis besar. Institusi pendidikan dan bahkan sektor publik juga bisa menjadi target,” tambah Bambang, yang merupakan dosen dari Prodi Sistem Informasi Universitas BSI kampus Tasikmalaya.
Lanjutnya, untuk menghadapi tantangan ini, Universitas BSI telah mengambil langkah proaktif dengan memasukkan materi terkait keamanan siber ke dalam kurikulum pendidikannya. Selain itu, Universitas BSI juga rutin mengadakan seminar dan pelatihan yang membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan terkini di bidang keamanan siber.
“Kami di Universitas BSI percaya bahwa untuk melindungi dunia digital, diperlukan tenaga profesional yang andal. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas yang mempersiapkan mahasiswa menghadapi ancaman-ancaman ini,” jelas Bambang.
Dengan meningkatnya serangan siber di seluruh dunia, Bambang menekankan pentingnya kolaborasi antara industri, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam menciptakan solusi yang lebih komprehensif. “Kerja sama lintas sektor sangat penting untuk menciptakan ekosistem digital yang aman. Lembaga pendidikan, seperti Universitas BSI, memainkan peran strategis dengan melahirkan talenta-talenta yang akan menjadi garda terdepan dalam melawan serangan siber di masa depan,” tambahnya.
Melalui inisiatif-inisiatif yang dilakukan, Universitas BSI kampus Tasikmalaya terus berusaha menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap pengembangan keamanan siber di Indonesia.
“Kami tidak hanya mendidik mahasiswa, tetapi juga membantu mereka memahami tanggung jawab moral dan etika dalam menjaga keamanan dunia digital,” tutup Bambang.