Sabtu 07 Sep 2024 07:02 WIB

Sering Dibaca Saat Maulid, Ternyata Syair Barzanji tak Lepas dari Sejarah Perang Salib

Kitab Al-Barzanji tak dapat dipisahkan dengan momentum besar Maulid Nabi pertama kali

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Warga muslim mengikuti barzanji dengan melantunkan shalawat dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW diiringi rebana saat digelarnya seni Gembrung di Kedondong, Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (28/9/2023). Pagelaran seni Gembrung di wilayah tersebut merupakan tradisi untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Foto:

Maulid Nabi atau hari kelahiran nabi Muhammad pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam dalam perang Salib. Sebab, waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara Salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.

Pada 1099, tentara Salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Sementara, umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan semangat ukhuwah.

Lalu, pemimpin umat Islam dalam Perang Salib, Salahuddin Yusuf al-Ayyubi mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW secara massal. Karena, menurut dia, semangat juang Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat Islam kepada nabi mereka.

Sebenarnya, menurut Ustadz M Syukron Maksum, hal itu bukan gagasan murni Salahuddin melainkan usul dari iparnya, Muzaffaruddin Gekburi yang menjadi semacam bupati di Irbil, Surya Utara.