REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Provinsi Kalimantan Selatan memastikan antisipasi dan penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat ini sangat jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Pernyataan itu, ditegaskan Kepala BPBD Kalsel R Suria Fadliasyah melalui Kabid kesiapsiagaan BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi, kepada RRI, saat memberikan informasi terkait Karhutla di Banua, Jumat (6/9/2024).
"Alhamdulilah, penanganan Karhutla di Kalsel sudah jauh lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Kenapa saya katakan seperti itu, karena sesuai arahan Pak Gubernur 4 pilar sudah dilaksnakan maksimal. Pertama penguatan regulasi, SDM handal, peralatan dan Kolaborasi yang kuat untuk bergerak bersama," kata Bambang.
Kemudian, dari sisi SDM tenaga kebencanaan BPBD Kalsel, puluhan anggotanya telah bersertifikat internasional yang diberikan oleh BNPB pusat. Lalu, BPBD Kalsel juga telah memiliki peta dan dokumen kerawanan bencana khusunya karhutla, yang sudah tertata apik, dengan melibatkan para ahli dan pakar kebencanaan di Kalsel saat penelitian untuk langkah penanggulangan karhutla.
"Sehingga, Kalsel mempunyai indeks ketahanan bencana pada 2022 4,43 persen dan meningkat menjadi 4,46 tahun ini," ujar Bambang.
Sementara, aksi nyata saat ini untuk mengadapi kerhutla, sebanyak enam Posko Karhutla bersama didirikan BPBD Kalsel. Enam itik tersebut di kawasan Bandara Syamsudin Noor, Liang Anggang, Perkantoran Setda, Tajau Landung danTungkaran.
"Gubernur Kalsel juga kembali meminta bantuan program TMC untuk Kalsel, agar hujan membasahi lahan gambut. Meski pembasahan gambut sudah dilakukan dengan membuat jalur air dengan pintu buka tutup," ujarnya.
Bambang, kembali menegaskan kondisi bencana karhutla saat ini di Kalsel sangat bagus dari sebalumnya, berkat upaya serius yang dilakukan Pemprov Kalsel dibawah komando Gubernur H Sahbirin Noor. "Tahun lalu, TMC kita terlambat, gambut di Kalsel sempat mengering, namun tahun ini gambut tetap kami jaga agar selalu basah, sehinga karhutla aman dan terkendali," katanya.
Adapun jumlah titik api saat jni masih puluhan karena Kalsel masih ada diguyur hujan, sehingg antisipasi lebih awal ini sangat berhasil, jika di banding sebelumnya.
"Memang ada terjadi Karhutla. Tercatat 100 Hektare. Itupun lahan yang terbakar jauh dari jangakauan satgas darat, tapi masyarakat juga bantu memadamkan. Bandingkan saja dengan 2023 sejak juli hingga september, lahan yang terbakar sangatlah sedikit," tuturnya.
Saat ini Provinsi Kalsel telah menetapkan status Siaga darurat Karhutla dan kekeringan. Embat kabupaten kota di Kalsel juga mentapkan status yang sama.
"Penetapan status, sudah berkoordinasi dengan BMKG, meski Kalsel saat ini masih diguyur hujan," terangnya.