Selasa 10 Sep 2024 08:43 WIB

Kapan Waktu Terbaik untuk Bertobat?

Adanya getaran hati untuk bertobat menjadi tanda bahwa Allah menyayangi kita.

Bertobat kepada Allah (ilustrasi)
Foto: dok republika Thoudy Badai
Bertobat kepada Allah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa waktu yang dinilai terbaik untuk memanjatkan doa dan bertobat kepada Allah. Ini tidak berarti bahwa pertobatan di luar waktu-waktu ini pasti ditolak oleh-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 135. Artinya, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.”

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika ada hamba Allah yang melakukan dosa, kemudian berwudhu dengan benar, memanjatkan doa, serta memohon ampun kepada-Nya, maka Allah akan mengampuni mereka.”

Dua nash itu mengisyaratkan pentingnya bertobat sesudah menyadari kemaksiatan yang baru dilakukan. Ketika panggilan jiwa langsung terasa sesudah kita berbuat dosa, sesungguhnya itu dapat menjadi penanda bahwa Allah menyayangi kita. Kesadaran itu akan membuat kita enggan terlalu jauh melibatkan diri dalam kemungkaran.

Setelah shalat

Memohon ampunan Allah SWT bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Akan tetapi, alangkah lebih baik bila tobat dilakukan setelah beribadah, misal shalat lima waktu. Dengan begitu, kita dapat mengisi kompensasi atas kekurangan yang ada dalam satu hari atau satu waktu belakangan.

Dalam surah an-Nasr ayat 1-3, Allah berfirman, yang artinya, “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”

Di antara hikmah-Nya adalah gerak hati dalam diri seseorang untuk bertobat. Menurut Syaikh Nawawi Banten dalam Tafsir Munir, orang yang bertobat menyesali dosa yang telah dilakukannya. Ia bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat nasuha (tobat yang semurni-murninya)” (QS. al-Tahrim/66: 8).

Bersegera

Alquran mengingatkan umat manusia agar segera bertobat dan kembali ke jalan Allah serta berserah diri kepada-Nya. Sebab jika terlambat bertobat, dikhawatirkan tidak bisa lagi menghindari azab.

وَاَنِيۡبُوۡۤا اِلٰى رَبِّكُمۡ وَاَسۡلِمُوۡا لَهٗ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِيَكُمُ الۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنۡصَرُوۡنَ

"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong" (QS az-Zumar : 54).

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement