Selasa 10 Sep 2024 16:30 WIB

Indonesia Berkomitmen Wujudkan Visi Masa Depan Berkelanjutan

Salah satu tujuan penting dari visi ini adalah mengurangi emisi gas rumah kaca.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Emisi karbon (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Emisi karbon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi melalui perencanaan strategis dan kerja sama internasional.  Dalam acara Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, para pemangku kepentingan nasional dan internasional berkumpul untuk mendiskusikan transisi energi dan rencana pembangunan masa depan Indonesia.

Dalam acara tersebut, Rabu (10/9/2024), Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENAS) Erfan Maksum menekankan tema yang diusung pada tahun 2024, yaitu "Bersatu Menuju Masa Depan Berkelanjutan - Memajukan Transisi Energi untuk Indonesia Emas dan Nol Emisi." 

Tema ini selaras dengan kerangka kerja yang lebih luas dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2025-2045) yang baru-baru ini disetujui  DPR untuk memandu pertumbuhan sosio-ekonomi bangsa selama dua dekade ke depan.

Maksum menyoroti bahwa visi "Indonesia Emas 2045" adalah untuk menciptakan Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Pendekatan pembangunan bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui strategi pembangunan regional. 

Untuk mencapai hal ini, Indonesia menargetkan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita sebesar 30 ribu dolar AS dan peningkatan Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index) dari 0,56 di tahun 2035 menjadi 0,73 di tahun 2045.

Salah satu tujuan penting dari visi ini adalah mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai emisi nol pada tahun 2060 atau lebih awal. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menjabarkan 70 tujuan pembangunan utama, termasuk mempercepat transisi energi dan mengintegrasikan keterkaitan antara pangan, energi, dan air. 

Indonesia berkomitmen untuk memenuhi kewajiban internasionalnya, termasuk Perjanjian Paris yang telah diratifikasi melalui UU No. 16 Tahun 2016. Indonesia telah meningkatkan target pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi 31,89 persen pada tahun 2030 dengan upaya domestik dan 43,2 persen dengan kerja sama internasional.

Maksum menekankan pentingnya memastikan transisi energi yang merata di semua wilayah. Saat ini, tingkat elektrifikasi nasional mencapai 99,80 persen, namun bauran energi masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, dengan energi terbarukan kurang dari 15 persen. 

Ketergantungan ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk beralih ke energi terbarukan, pengurangan pembangkit listrik beremisi tinggi, dan pengembangan jaringan listrik super untuk menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan sumber energi terbarukan.

Meskipun ada kemajuan, tantangan tetap ada. Maksum mengakui bahwa kondisi cuaca ekstrem telah berdampak pada pertanian, pasokan air, dan layanan listrik, dan kemajuan teknologi digital menimbulkan risiko keamanan siber. 

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan strategi yang komprehensif dan terintegrasi, kolaborasi lintas kementerian, wilayah, dan kemitraan global, serta partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

ISEW 2024 bertujuan untuk menjadi platform untuk mengeksplorasi solusi dan mempercepat upaya transisi energi di Indonesia. Diskusi akan berfokus pada rekomendasi kebijakan, mekanisme pendanaan, dan kerangka kerja regulasi untuk mendukung upaya dekarbonisasi.  "Kita perlu mengeksplorasi ide-ide dan mempercepat pencapaian target melalui kolaborasi di semua tingkatan," kata Maksum.

Pemerintah sedang mempersiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2025-2029) sebagai tahap pertama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Rencana ini akan mengintegrasikan prioritas pembangunan nasional dengan tujuan pemerintahan baru untuk memastikan masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement