Selasa 10 Sep 2024 21:26 WIB

Pesan Nabi Muhammad tentang Pertemanan

Nabi Muhammad berpesan agar memperhatikan siapa teman kita.

Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH --Ada sejumlah akibat yang ditimbulkan dari kelalaian orang tua dalam memperhatikan anak-anaknya. Salah satunya ialah anak berada dalam pergaulan negatif bersama orang-orang yang tidak baik.

Dr Abdullah Nashih Ulwan dalam 'Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam' menjelaskan, beberapa sebab utama yang mengakibatkan anak menyimpang adalah pergaulan negatif dan rusak.

Baca Juga

Jika anak tersebut tidak mengerti, lemah akidah dan mudah terombang-ambing akhlaknya, mereka akan cepat terpengaruh oleh teman-teman yang nakal dan jahat, di samping cepat mengikuti kebiasaan-kebiasaan dan akhlak yang rendah," kata Ulwan.

Dampaknya kemudian, dia mengungkapkan, perbuatan jahat dan penyimpangan pun menjadi bagian dari tabiat dan kebiasaan si anak. Dengan demikian, sulit mengembalikan mereka ke jalan yang lurus dan menyelamatkan mereka dari kesesatan serta kesengsaraan.

"Dengan ajaran-ajarannya yang edukatif, Islam telah mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak secara sempurna. Terutama sekali pada masa pubertas, sehingga mereka benar-benar mengetahui siapa orang-orang yang menemani, dan ke mana mereka pergi," ujarnya.

Islam juga memberikan petunjuk untuk memilihkan teman yang baik untuk anak-anak mereka, agar dapat menyerap akhlak, adab dan adat yang mulia. Islam memberikan petunjuk supaya memperingatkan mereka terhadap teman-teman yang jahat dan buruk sehingga tidak ikut terjerat di dalam kesatuan dan penyimpangan.

Nabi Muhammad SAW pun telah memberikan pesan tentang pentingnya memperhatikan lingkungan pertemanan. Hal ini sebagaimana hadis riwayat berikut:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل".. رواه أحمد، والترمذي، وأبو داود، والبيهقي.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang itu akan (ikut berada) pada agama temannya. Karena itu, hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan siapa temannya itu" (HR. Ahmad, At Tirmidzi, Abu Daud, dan Al Baihaqi).

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

"Perumpamaan orang yang bergaul dengan orang shaleh dan orang yang bergaul dengan orang buruk seperti penjual minyak wangi dan tukang tempa besi. Pasti kau dapatkan dari pedagang minyak wangi apakah kamu membeli minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau wewangiannya. Sedangkan, dari tukang tempa besi akan membakar badanmu atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap" (HR. Bukhari).

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement