Rabu 11 Sep 2024 06:47 WIB

KSAL Buka Peluang TNI AL ke Depan Diperkuat Kapal Induk

Menurut Laksamana Ali, TNI AL harus bisa bertempur di luar wilayah perairan Indonesia

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyatakan, TNI AL ke depan harus berproyeksi global dan mampu beroperasi secara luas. Hal itu termasuk bertempur di luar wilayah perairan Indonesia (outward looking).

Ali menjelaskan, kemampuan seperti itu membutuhkan dukungan kapal yang mampu mengarungi samudra lepas. Sehingga kapal yang dibutuhkan TNI AL ke depan, utamanya kapal berukuran besar dan panjang.

Baca: Delegasi TNI AL Ikut National Reception di Kapal Jepang dan Malaysia

"Dari dulu, Angkatan Laut harus outward looking karena kita harus bisa bertempur di luar wilayah perairan Indonesia. Sebisa mungkin, jangan sampai menyengsarakan rakyat. Kita tahan musuh itu di garis depan. Jangan sampai masuk ke wilayah kita. Itu cita-cita kita," kata Ali saat jumpa pers selepas upacara HUT Ke-79 TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Selasa (10/9/2024).

Ali menegaskan, TNI AL saat ini semakin membutuhkan kapal yang mampu menjadi tempat pendaratan helikopter (LHD). Bahkan, ia tidak menutup kemungkinan, ke depan TNI AL memiliki kapal induk. "Itu juga sudah kami pikirkan dan kemudian kalau perlu kapal induk," kata Ali.

Baca: Super Garuda Shield 2024 di Puslatpur 5 Marinir Juga Diisi Baksos

Mengenai proyekdi TNI AL memiliki kapal induk, Ali mengaku, telah melihat langsung galangan kapal di Italia dan Turki. Kedua negara itu kebetulan bisa memproduksi kapal induk sendiri.

Dia menyebut, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto juga selalu mendukung visi TNI AL. "Dari Bapak Prabowo juga sudah mengisyaratkan seperti itu. Mudah-mudahan ini bisa kita penuhi. Tentunya butuh anggaran yang cukup besar. Nah, ini yang kita perlu siapkan dari awal," kata Ali.

Menurut Ali, TNI AL dalam waktu dekat bakal diperkuat kapal berukuran besar, yaitu dua unit kapal patroli lepas pantai (OPV) yang dapat ditingkatkan kemampuannya menjadi fregat buatan Fincantieri Italia. Kapal OPV, yang disebut juga PPA, itu memiliki panjang 143 meter.

Baca: Pangkoarmada II Sematkan Brevet Kehormatan Manusia Katak ke Pangkostrad

Kapal itu pun akan menjadi fregat terpanjang yang dimiliki TNI AL. Saat ini, armada terbesar yang sudah memperkuat TNI AL adalah KRI Ahmad Yani (351) dengan panjang 113 meter.

Dalam pembelian dua kapal PPA dari Italia, kata Ali, unit pertamanya dijadwalkan tiba di Indonesia pada Oktober 2024. Adapun unit kedua pada April 2025.

Sejauh ini, beberapa kapal perang TNI AL  rutin beroperasi di luar negeri bersama pasukan perdamaian PBB. Salah satunya, Maritime Task Force UNIFIL di Lebanon. Kemudian, TNI AL juga rutin menggelar operasi muhibah ke luar negeri menggunakan kapal tiang tingginya KRI Bima Suci.

Baca: KRI Bung Tomo-357 Latihan dengan Kapal VPNS 17 Milik Vietnam

Kapal itu saat ini berada di China dalam pelayaran menuju Vladivostok, Rusia. TNI AL juga rutin mengerahkan kapal perangnya berlayar mengarungi samudera untuk mengikuti latihan militer bersama negara sahabat, di antaranya Latihan Bersama (Latma) Rim of Pacific (Rimpac) di Hawaii, Amerika Serikat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement