REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekeringan parah di hutan tropis Amazon menyebabkan tinggi permukaan air di Sungai Paraguay turun ke titik terendahnya dalam satu abad terakhir. Hal ini mengganggu lalu lintas transportasi air, memblokir akses masyarakat setempat dan menjadi peringatan bagi belahan dunia lain.
Departemen Meteorologi dan Hidrologi Paraguay melaporkan tinggi permukaan air yang namanya diambil dari nama negara, turun hingga 89 sentimeter atau 35 inchi di bawah ambang batas meter Pelabuhan Asuncion. Sungai yang menjadi urat nadi perekonomian setempat itu berada di titik terendahnya dalam 120 tahun.
Rekor sebelumnya terjadi tiga tahun yang lalu, Oktober 2021 yang menurut para pakar menjadi tanda bagaimana kekeringan yang menghancurkan menjadi semakin sering dan intensif. Sungai Amazon yang merupakan sungai dengan debit air terbesar di dunia dan anak sungainya Madeira juga mencatat tinggi permukaan air terendah.
Paraguay yang tidak memiliki pantai langsung merasakan dampaknya. Negara Amerika Latin itu salah satu eksportir komoditas pertanian terbesar di dunia, mengandalkan sungai untuk mengangkut 80 persen komoditas untuk perdagangan internasional.