Rabu 11 Sep 2024 19:55 WIB

Bekasi Keluarkan Edaran Waspada Gempa Megathrust

Gempa megathrust dapat sewaktu-waktu menghantam tanpa bisa dipastikan kapan waktunya.

Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust
Foto: Republika
Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust

 REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengeluarkan surat edaran nomor BC.03.01/SE-99/BPBD/2024. Surat itu berisi imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan terhadap ancaman gempa bumi megathrust di Selat Sunda.

Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi mengatakan edaran dimaksud menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 128/PB.01.03/BPBD merespons informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kesiapsiagaan beberapa wilayah Zona Megathrust Indonesia.

Baca Juga

"Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh kepala perangkat daerah, direktur badan usaha, forum penanggulangan risiko bencana, hingga komunitas atau pegiat kebencanaan," katanya di Cikarang, Rabu.

Ia mengatakan berdasarkan informasi BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Indonesia sebagai wilayah zona megathrust memiliki potensi gempa bumi yang dapat melepaskan energi cukup dahsyat.

Potensi itu dikhawatirkan dapat terjadi sewaktu-waktu dengan berbagai kekuatan mengingat hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi yang disebabkan oleh patahnya megathrust tersebut.

"Kajian para ahli jika zona megathrust Selat Sunda merupakan potensi bukan prediksi, sehingga kapan akan patah tidak ada yang tahu," katanya.

Pihaknya mengimbau segenap unsur terkait meningkatkan kesiapsiagaan baik mitigasi struktural maupun nonstruktural dengan membangun bangunan aman gempa, merencanakan tata ruang pantai yang aman tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat untuk melakukan aksi dini agar selamat jika musibah terjadi.

"Melalui edaran ini saya instruksikan seluruh jajaran terkait untuk meningkatkan mitigasi nonstruktural sehingga lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan terjadi bencana di wilayah Zona Megathrust Pantai Selatan Jawa Barat," katanya.

Dedy menjelaskan sejumlah upaya mitigasi yang dapat dilakukan antara lain menyediakan dan memastikan ketersediaan papan informasi, rambu bahaya, jalur evakuasi, Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA).

Kemudian, membangun Early Warning System (EWS) atau peringatan dini berbasis kearifan budaya setempat seperti kentongan, pengeras suara masjid, alarm, dan media komunikasi sejenis.

Selain itu juga meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat, melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap risiko gempa bumi dan tsunami.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis mengatakan melalui surat edaran ini diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan antisipatif terhadap potensi gempa bumi dan tsunami yang kemungkinan berdampak hingga wilayah Kabupaten Bekasi.

"Seluruh masyarakat untuk tetap tenang namun tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan, tetap beraktivitas normal seperti biasa. Apabila terjadi kejadian bencana segera berlindung dan hubungi kontak darurat atau call center Pusdalops-PB BPBD Kabupaten Bekasi," kata dia.

Jakarta ikut siaga

Sumber-sumber gempa di sekitar Jakarta yang berpotensi berdampak di wilayah Jakarta di antaranya tiga dari sesar aktif. Yakni Sesar Baribis potensi kekuatan Magnitudo (M) 6,5, Sesar Lembang potensi M6,8 dan Sesar Cimandiri potensi M6,7.

Selain itu, satu sumber gempa dari subduksi megathrust di Selat Sunda (Banten) dengan potensi M8,7. "Dari sisi selatan Jawa itu ada subduksi megathrust Selat Sunda dengan potensi magnitudo M8,7," kata Ketua Sub Kelompok Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono dalam dialog "Kesiapsiagaan Provinsi DKI Jakarta Terhadap Ancaman Gempa Bumi Megathrust" di Gedung BPBD DKI Jakarta, Selasa.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement