Kamis 12 Sep 2024 07:40 WIB

Furnitur Rindu Resik Pertamina, Curi Perhatian

Produk furnitur Rindu Resik hadir di festival di G20.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Romdoni (43) Ketua Kelompok Program Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik), mitra binaan Pertamina EP di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Foto: Frederikus Bata/REPUBLIKA
Romdoni (43) Ketua Kelompok Program Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik), mitra binaan Pertamina EP di Prabumulih, Sumatera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PRABUMULIH -- Program Rindu Resik (Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Plastik Residu Anorganik) milik Pertamina EP tak hanya berdampak pada lingkungan di Prabumulih, Sumatera Selatan, menjadi lebih bersih. Namun produk furnitur dari program ini bahkan mencuri perhatian dari pejabat tanah air hingga di perhelatan G20.

Ketua kelompok Program Rindu Resik  binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Prabumulih Field, Romdoni menerangkan pusat daur ulang (PDU) di Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih mengelola 3-5 ton sampah per hari. Sampah plastik residu diolah menjadi papan plastik.

Baca Juga

Selanjutnya, papan tersebut dijadikan furniture. Ada meja, kursi, kursi santai di pantai, bangku di taman, dan sebagainya. Selama berproses sudah ada pihak yang membeli.

"Kita buat produk, kita pasarin, kita sosialisasikan, mereka beli, dan kemarin sudah sampai Bali juga mas produk kita. G20 itu ada festival di pantai Jerman, ada produk kita," kata Romdoni, di Prabumulih, Rabu (11/9/2024).