REPUBLIKA.CO.ID, PRABUMULIH -- Program Rindu Resik (Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Plastik Residu Anorganik) milik Pertamina EP tak hanya berdampak pada lingkungan di Prabumulih, Sumatera Selatan, menjadi lebih bersih. Namun produk furnitur dari program ini bahkan mencuri perhatian dari pejabat tanah air hingga di perhelatan G20.
Ketua kelompok Program Rindu Resik binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Prabumulih Field, Romdoni menerangkan pusat daur ulang (PDU) di Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih mengelola 3-5 ton sampah per hari. Sampah plastik residu diolah menjadi papan plastik.
Selanjutnya, papan tersebut dijadikan furniture. Ada meja, kursi, kursi santai di pantai, bangku di taman, dan sebagainya. Selama berproses sudah ada pihak yang membeli.
"Kita buat produk, kita pasarin, kita sosialisasikan, mereka beli, dan kemarin sudah sampai Bali juga mas produk kita. G20 itu ada festival di pantai Jerman, ada produk kita," kata Romdoni, di Prabumulih, Rabu (11/9/2024).
Produk tersebut yakni kursi santai di pantai. Lalu Rumah Sakit Umum Prabumulih juga melakukan pemesanan. RSU tersebut memesan kursi tunggu dan kursi taman.
Beberapa pejabat sudah membeli sejumlah produk furniture milik Rindu Resik. Itu termasuk Gubernur Sumatera Selatan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan sebagainya.
Pertanyaanya, apakah mereka berencana melakukan penjualan ke luar negeri alias ekspor? "Maunya sih gitu. Kemaren sudah terhubung dengan Singapura," ujar Romdoni.
Senior Manager Prabumulih Field Pertamina Hulu Rokan Zona 4, M Luthfi Ferdiansyah menegaskan,, pihaknya mendukung penuh hal itu. PHR mencoba terus bersinergi dengan masyarakat di wilayah kerja, lewat kegiatan produktif. Ia senang jika Pertamina dinilai memberi manfaat yang besar. Tentunya tidak berhenti hanya di sana.
Manfaatnya juga harus dirasakan di aspek ekonomi. "Sebenarnya beberapa waktu lalu, kita memberikan bantuan alat. Kalau ada peluang-peluang untuk ekspor, kita akan membantu. Pelatihan-pelatihan juga sering kita berikan," ujar Luthfi.
Dalam keterangan resmi Pertamina EP, dampak dari program Rindu Resik, 500 buah per tahun produksi getah ecofriendly. Kemudian 1.560 ton/tahun sampah anorganik jenis plastik residu terolah. Lalu 12.375 ton CO2eq/tahun emisi gas rumah kaca berhasil diturunkan.
Selanjutnya, 30 orang pemulung mengalami peningkatan pendapatan. Ada potensi penghematan wadah getah plastik Rp 30 juta per tahun. Lalu tiga titik tempat pembuangan akhir (TPA) ilegal berhasil ditutup.