Oleh : Elba Damhuri, Pemimpin Redaksi Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Dunia saat ini masih dibayangi melambatnya aktivitas perekonomian global, ketatnya industri keuangan, dan panasnya konflik geopolitik di sejumlah kawasan. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2024 ada di angka 5 persen dengan tekanan cukup kuat dari tingginya suku bunga bank --yang saat ini diperkirakan perlahan mulai mereda.
Forum Ekonomi Dunia (WEF/World Economic Forum) dalam salah satu laporannya pada awal 2024 ini menyebutkan: 'Banyak celah terbuka dalam menghadapi tantangan-tantangan ekonomi global'. Sejumlah ekonom memberikan pandangan atas situasi terkini dengan menawarkan sejumlah solusi termasuk yang terjadi di industri perbankan, baik pada level global maupun nasional.
Celah ini yang dibaca Bank BNI. Pada 5 September 2024 lalu, BNI resmi mengangkasa di Australia dengan membuka kantor perwakilan (representative office) di Sydney. Pembukaan kantor perwakilan BNI Sydney ini menandai kehadiran bank Indonesia pertama di negeri Kanguru. Australia menjadi negara kedelapan dibukanya kantor BNI setelah Singapura, Hongkong, Korea, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda.
Mengapa Australia menjadi pilihan BNI? Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury yang hadir dalam pembukaan kantor BNI di Sydney mengatakan BNI Sydney akan memfasilitasi peningkatan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia.