Kamis 12 Sep 2024 10:06 WIB

Mengenal Jenis-Jenis Pakaian Rasulullah

Rasulullah SAW dalam berpakaian selalu sederhana dan sesuai dengan konteks.

Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: republika
Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW merupakan pribadi yang gemar hidup sederhana atau bahkan zuhud. Beliau sesungguhnya dapat hidup dengan gelimang kenikmatan duniawi, tetapi hal itu ditinggalkannya. Dengan hidup zuhud, Rasulullah SAW mengutamakan kemaslahatan umat dan kepentingan dakwah Islam.

Hakikat zuhud adalah tak berhasrat pada hal-hal yang mubah, padahal seseorang mampu mendapatkannya. Dengan kata lain, pelaku zuhud lebih mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Demikian menurut Ahmad Muhammad al-Hufy dalam bukunya, Rujukan Induk Akhlak Rasulullah.

Baca Juga

Rasul SAW memiliki sejumlah pakaian. Namun, tidak satu pun yang menunjukkan nuansa kemewahan. Di Madinah, beliau merupakan penguasa politik. Bagaimanapun, tidak ada sama sekali pernak-pernik kemewahan, seperti yang biasa ditunjukkan raja-raja umumnya. Malahan, dalam pemaknaan sekarang penampilan beliau mungkin layak disebut bernuansa demokratis.

Dalam arti, pakaian Nabi SAW tidak berbeda daripada orang-orang pada umumnya. Beliau, misalnya, memiliki baju dari bahan kain katun. Lengannya sudah pendek. Ada juga sehelai jubah yang sempit serta baju untuk menutupi badannya. Lebar baju itu sepanjang empat hasta plus dua hasta satu jengkal.

Selain itu, beliau juga memiliki baju burdah Yamani yang panjangnya enam hasta, dengan lebar tiga hasta dan satu jengkal. Baju-baju yang bernuansa gagah itu--tetapi tidak berlebih-lebihan mewah--dipakai beliau tiap hari Jumat atau dua hari raya.

Di luar hari-hari istimewa itu, baju tersebut disimpan dalam lemari. Rasulullah SAW diketahui juga mempunyai baju hijau sepanjang empat hasta, dengan lebar dua hasta satu jengkal. Al-Hufy mengutip dari As-Sirah al-Halabiyyah, kelak para khalifah juga menggemari baju dengan warna dasar hijau.

Ketika Rasulullah SAW wafat, Siti Aisyah mengeluarkan baju berbahan bulu dan kain sarung yang tebal. Ummul Mu`minin itu pun berkata, “Rasulullah wafat sedang menggunakan baju dan sarung ini.” Demikian dikutip al-Hufy dari Fathul Mubdi.

Pada intinya, Rasullah SAW selalu mencontohkan nuansa kesederhanaan dari busana yang dikenakannya. Beliau tidak menyukai bermewah-mewahan, termasuk juga pakaian yang menandakan kesombongan.

Beliau suka memakai baju apa saja yang mudah didapat. Kadang memakai pakaian dari bulu, katun, tila, burud yamniyyah (baju garis-garis panjang), jubah kuba (seperti mantel), gamis, celana, kain, sepatu, dan sandal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement