Kamis 12 Sep 2024 18:30 WIB

Harris-Trump Tunjukkan Pesan Persatuan di Peringatan Serangan Teror AS

Harris-Trump saling berbalas ucapan saat mengulurkan tangan ke arah Presiden Biden.

Orang-orang menyaksikan debat presiden antara calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, di acara nonton bareng Berkeley Art Museum and Pacific Film Archive di Berkeley, California, Selasa, 10 September 2024.
Foto: Gabrielle Lurie/San Francisco Chronicle via A
Orang-orang menyaksikan debat presiden antara calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, di acara nonton bareng Berkeley Art Museum and Pacific Film Archive di Berkeley, California, Selasa, 10 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dan Donald Trump, menunjukkan pesan persatuan ketika keduanya berjabat tangan pada peringatan serangan teror 11 September 2001 di Ground Zero, New York, pada Rabu.

Kedua rival politik itu saling berbalas ucapan saat mengulurkan tangan ke arah Presiden Joe Biden, yang juga berada di lokasi Tugu Peringatan 9/11.

Baca Juga

Tugu tersebut dibangun untuk mengenang hampir 3.000 korban yang tewas di New York City saat sepasang pesawat yang dibajak menabrak World Trade Center pada Selasa pagi, 23 tahun lalu.

Mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg tampak memfasilitasi basa-basi antara Harris dan Trump, beberapa jam setelah keduanya saling serang dalam debat pemilu presiden AS.

Lonceng upacara dibunyikan untuk setiap korban yang tewas di lokasi tersebut ketika nama-nama mereka dibacakan dengan lantang.

Hening sejenak terjadi ketika mengenang empat pesawat yang dibajak teroris itu menghantam lokasi di New York, Virginia, dan Pennsylvania.

Tidak seorang pun politisi berbicara kepada massa, termasuk anggota keluarga korban.

Serangan dimulai ketika sebuah pesawat penumpang menabrak Menara Utara World Trade Center pukul 8.46 pagi. Hanya 17 menit kemudian, pesawat lain menabrak Menara Selatan.

Gedung pencakar langit raksasa setinggi 110 lantai itu--yang terbakar dan rusak parah akibat serangan--runtuh dalam hitungan menit, menyebabkan awan debu dan abu beracun yang tebal menerjang jalan-jalan Manhattan saat orang-orang berlarian ketakutan.

Di tengah kehancuran itu, pesawat lain menabrak Pentagon di Arlington, Virginia, tepat di luar Washington, D.C. pukul 9.37 pagi.

Kepanikan nasional yang belum pernah terlihat sejak insiden Pearl Harbor, sekitar 60 tahun sebelumnya, terjadi dengan cepat.

Beberapa menit setelah Departemen Pertahanan diserang, pihak berwenang menutup semua wilayah udara AS, tetapi penerbangan 93 United Airlines terlanjur dibajak teroris.

Penumpang dan awak pesawat bergegas ke kokpit untuk merebut kendali pesawat dari keempat pembajak. Sekitar lima menit kemudian, pesawat itu menabrak lapangan kosong di Shanksville, Pennsylvania, menewaskan semua orang di dalamnya.

Pesawat itu berjarak sekitar 20 menit dari Washington, D.C., tempat yang diyakini oleh pihak berwenang sebagai tempat para pembajak berusaha menyerang Gedung Putih atau Gedung Kongres AS.

Butuh waktu, tetapi rakyat Amerika akhirnya mengetahui bahwa 19 teroris Al-Qaeda bertanggung jawab atas pembajakan pesawat dalam sebuah rencana yang diatur oleh pemimpin lama kelompok teror itu, Osama bin Laden.

Setelah upacara di Manhattan, Harris dan Biden berangkat dari New York untuk menghadiri dua acara peringatan lainnya di Shanksville dan di Pentagon.

Trump juga diperkirakan akan mengunjungi Monumen Nasional Penerbangan 93.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement