Kamis 12 Sep 2024 11:43 WIB

Daur Ulang Sampah Plastik di Prabumulih, Contoh Praktik ESG Pertamina

Selain mendaur ulang sampah plastik, ada juga pengelolaan limbah karet menjadi asam.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Aktivitas warga di Pusat Daur Ulang (PDU) sampah anorganik melalui program Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik), di Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih, Sumatera Selatan.
Foto: Frederikus Bata
Aktivitas warga di Pusat Daur Ulang (PDU) sampah anorganik melalui program Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik), di Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih, Sumatera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PRABUMULIH -- Semua unit usaha di Indonesia diharuskan mengimplementasikan praktik Environmental, Social, Governance (ESG) dalam beraktivitas. Tak terkecuali Pertamina.

Baca Juga

Sebagai perusahaan energi, BUMN tersebut tak hanya berfokus pada produktivitas utama di lini migas. Pada saat yang sama, Pertamina juga aktif bersinergi dengan masyarakat . Ada upaya pemberdayaan warga lokal di berbagai daerah wilayah usaha, demi mengolah lingkungan.

"Tepat (implementasi ESG). Jadi kan pertamina itu dituntut untuk SDGs (Sustainable Development Goals). Ada 13 elemen. Salah satunya ini pengelolaan lingkungan," kata Senior Manager Prabumulih Field Pertamina Hulu Rokan Zona 4 - M Luthfi Ferdiansyah, di Prabumulih, Kamis (12/9/2024).

Di wilayah kerja PHR zona 4 terdapat program Rindu Resik (Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Plastik Residu Anorganik). Program yang digagas Pertamina EP itu sudah berjalan selama beberapa tahun.

Hasilnya, ada proses daur ulang sampah yang efektif. Lingkungan menjadi lebih asri. Masyarakat juga mendapat manfaat dari segi ekonomi.

"Kita ini kan memang dituntut harus sustainable terhadap lingkungan. Karena perusahaan energi itu kan dianggap mengambil dari alam, dan harus ada timbal balik ke alam," ujar Luthfi.

Apa yang dilakukan sejalan dengan kampanye besar. Ini terkait upaya mengurangi emisi. Seluruh lini bisnis Pertamina mengimplentasikan apa yang dikampanyekan.

"Kita punya tagline empowering the problem to solve another problem. Kita mengelola masalah yang ada untuk menyelesaikan masalah yang lain," tutur Luthfi.

Di luar aspek utama dalam bidang migas, program Pertamina, lanjut dia, mengarah ke lingkungan. Sebagai contoh, selain mendaur ulang sampah plastik, ada juga pengelolaan limbah karet menjadi asam.

Dalam keterangan resmi Pertamina EP, dampak dari program Rindu Resik di Pusat Daur Ulang (PDU) sampah yang terletak di Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih, Sumatera Selatan ini ada beberapa. Pertama bisa memproduksi getah ecofriendly 500 pcs/tahun. Kemudian 1.560 ton per tahun sampah anorganik jenis plastik residu terolah. Lalu 12.375 ton CO2eq/tahun emisi gas rumah kaca berhasil diturunkan.

Selanjutnya 30 orang pemulung mengalami peningkatan pendapatan. Ada potensi penghematan wadah getah plastik Rp 30 juta per tahun. Tak kalah pentingnya, tiga titik tempat pembuangan akhir (TPA) ilegal, berhasil ditutup.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement