REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok perjuangan Palestina, Hamas dan Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP), pada Rabu (11/9/2024) menyatakan tidak akan menjalin kesepakatan dengan Israel kecuali ada gencatan senjata dan penarikan pasukan Israel secara penuh dari Jalur Gaza.
“Situasi di Jalur Gaza setelah perang (ketika berakhir) adalah urusan murni Palestina. Setiap kekuatan, dari mana pun asalnya, yang bertindak di luar konsensus nasional akan diperlakukan sebagai kekuasaan pendudukan,” kata kedua kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) telah berulang kali meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengajukan rencana terkait Gaza setelah perang berakhir.
Sementara itu, oposisi Israel mengkritik Netanyahu karena dianggap memulai genosida tanpa rencana pascaperang. Kalangan penentang itu juga menolak segala bentuk pemerintahan militer di Gaza atas anggapan berpotensi menimbulkan kerugian berat.