REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah perjalanan cinta dan rumah tangga Nabi Muhammad SAW bisa menjadi teladan bagi umat Muslim. Sebelum Rasulullah diangkat menjadi Nabi, ia adalah seorang suami.
Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid al-Asadiah saat berusia 25 tahun. Sedangkan Siti Khadijah kala itu berumur 40 tahun. Beberapa sumber menyebut, Khadijah berusia 28 tahun saat menikah dengan Nabi SAW.
Sebelum turunnya risalah Islam, Siti Khadijah dijuluki ath-Thahirah (suci). Sebab, perempuan mulia itu tak pernah sekalipun ikut dalam arus gelombang zaman Jahiliyah.
Beberapa riwayat menyebut Khadijah berstatus janda sebelum menikah dengan Muhammad SAW. Namun, sebagian riwayat menyangkalnya sehingga berarti Khadijah belum pernah menikah sebelum akhirnya membina rumah tangga dengan Muhammad SAW.
Mulanya perkenalan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah melalui dunia perniagaan. Khadijah memang dikenal sebagai saudagar yang sukses dan kaya raya. Perempuan itu biasa membiayai suatu kafilah dagang dari Makkah ke Syam (Suriah) dan membagi hasil atau keuntungan dengan mitranya.
Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW menjalin kerja sama dalam usaha dagang Khadijah. Sosok berjulukan al-Amin (yang dapat dipercaya) itu membawa dagangan Khadijah ke Jursyi, suatu daerah dekat Khamisy Masyit. Begitu pula dengan wilayah-wilayah lain di luar Makkah.
Dalam menjalankan bisnis ini, Nabi Muhammad SAW ditemani oleh Maisarah, seorang budak milik Khadijah. Maisarah selalu takjub. Sebab, perniagaan yang dijalankan Nabi Muhammad SAW selalu mendapatkan untung.
Setelah kembali dari perjalanan dagang tersebut, Maisarah pun menuturkan kesaksiannya mengenai Nabi Muhammad SAW kepada majikannya itu. Khadijah sangat terkesan.
Halaman selanjutnya ➡️