Kamis 12 Sep 2024 21:06 WIB

Kebijakan Energi Terbarukan Dinilai Perlu Diprioritaskan

Transisi energi mendorong pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan.

Red: Muhammad Hafil
Diskusi Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transisi Energi Berkeadilan.
Foto: Dok Republika
Diskusi Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transisi Energi Berkeadilan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transisi Energi Berkeadilan membuat delapan rekomendasi quick wins untuk 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. Rekomendasi ini bertujuan mendukung target pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dan inklusif melalui percepatan transisi energi untuk mewujudkan ekonomi hijau demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan, sesuai visi misi Prabowo-Gibran dalam Asta Cita.

Dalam diskusi yang difasilitasi oleh Katadata Insight Center (KIC) bersama Tim Pertumbuhan 8% Prabowo-Gibran, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transisi Energi Berkeadilan menekankan pentingnya kebijakan energi yang memprioritaskan energi terbarukan, bukan energi baru, seperti nuklir, teknologi penangkapan karbon (CCS/CCUS), dan gas alam, yang tinggi emisi dan mahal. Oleh sebab itu, perlu ada evaluasi kebijakan sektor energi, termasuk Kebijakan Energi Nasional dan Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan.

Baca Juga

“Transisi energi berpotensi menciptakan lebih dari satu juta pekerjaan hijau pada 2050, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan ramah lingkungan," ujar Indra Sari Wardani, Plt Direktur Program Koalisi Indonesia. “Hal ini juga dapat berkontribusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan mendorong ekonomi hijau yang lebih luas.”

Kedua, presiden baru juga harus segera merumuskan peta jalan pensiun dini PLTU dan menyiapkan jaringan pengamannya, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2022. Agung Budiono, Direktur Eksekutif  CERAH, mengungkap bahwa semakin cepat pensiun dini PLTU dilaksanakan dan digantikan dengan energi terbarukan, akan membawa keuntungan ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia.