REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, perkembangan ekonomi syariah (eksyar) di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Bahkan, eksyar memiliki keunggulan yaitu berdaya tahan di tengah krisis karena ditopang oleh model bisnis yang solid, inklusif, dan berkelanjutan.
Destry membocorkan kunci utama mendorong pertumbuhan eksyar yang inklusif dan berkelanjutan yakni dengan melakukan inovasi berbasis digital. Bank Indonesia bersama mitra strategis bersinergi mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Jawa khususnya melalui tiga inovasi berbasis digita melalui gelaran Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa yang mengusung tema “Sinergi untuk Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Jawa".
Pertama, lanjut Destry, dengan melakukan inovasi yang mencakup digitalisasi literasi keuangan inklusif dan syariah dengan mengoptimalkan kolaborasi kanal komunikasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi. Kolaborasi ini dilakukan untuk mendorong literasi eksyar kepada masyarakat luas.
Kedua, digitalisasi ekosistem halal end-to-end melalui pembentukan halal center, pengembangan database UMKM halal se-Jawa, dan fasilitasi onboarding pembiayaan UMKM bekerja sama dengan Baitul Maal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (BM KNEKS). Ketiga, digitalisasi dan optimalisasi Zakat, Infaq, Shodaqah dan Wakaf (Ziswaf) melalui kerja sama platform Satu Waqaf Indonesia (SWI) khusus Jawa.
"Optimalisasi digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif diharapkan mendorong 3 inovasi digital Fesyar Jawa dapat direplikasi untuk memperkuat pertumbuhan eksyar di seluruh wilayah Indonesia," ujar Destry dalam Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa yang mengusung tema “Sinergi untuk Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Jawa di Surabaya, Jumat (13/9/2024).
Oleh karenanya, untuk memacu eksyar dapat dilakukan melalui sinergi erat dengan KNEKS dan berbagai stakeholders. Bank Indonesia senantiasa berperan sebagai “AIR" yakni akselerator, inisiator dan regulator dalam pengembangan eksyar. Peran tersebut meliputi koordinasi dengan berbagai stakeholder mendorong percepatan program eksyar.
Kemudian memprakarsai inovasi program pengembangan eksyar, seperti pemberdayaan ekonomi pesantren. Ketiga adalah melakukan perumusan dan penerbitan ketentuan sesuai kewenangan. "Mencermati tantangan ke depan, akselerasi eksyar perlu didukung dengan perluasan akses pembiayaan, literasi keuangan, dan penguatan multiplier effect eksyar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru," ujarnya.
FESyar Jawa 2024 merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11 yang akan diselenggarakan pada 30 Oktober–3 November 2024 di Jakarta. Kegiatan FESyar Jawa 2024 meliputi Sharia Economic Forum Seminar & Talkshow yang mengulas topik-topik hangat seputar eksyar seperti pengembangan ekosistem produk halal, perberdayaan UMKM syariah, dan optimalisasi dana ZISWAF di era digital. Gelaran ini juga diintegrasikan dengan Sharia Fair yang menampilkan UMKM syariah unggulan, business matching, dan lomba menarik yang berlokasi di pelataran Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.