Jumat 13 Sep 2024 23:06 WIB

Waklan, Sang Profesor Bakteri Penemu Formula Pupuk Organik yang tak Tamat Sekolah Dasar

Waklan menjadikan kamar tidurnya yang berukuran 4 X 4 meter sebagai laboratorium

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Profesor Bakteri, Waklan.
Foto: Lilis Sri Handayani
Profesor Bakteri, Waklan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tanaman padi terhampar bak permadani hijau di Desa Kedokanbunder Wetan dan Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, Jumat (13/9/2024). Warna daunnya yang ijo royo-royo dan postur batangnya yang berdiri tegak, menunjukkan tanaman padi di perbatasan dua desa itu tumbuh subur, tanpa ada hama dan penyakit yang menyerangnya.

Di usianya yang menginjak 35 hari, tanaman padi dengan varietas Mira di hamparan seluas 85 hektare itu, sudah siap untuk berbulir. Lahan tersebut dimiliki oleh dua kelompok tani, yakni Kelompok Sri Trusmi Satu dan Kelompok Sri Mandiri Sejahtera.

Baca Juga

Kondisi tanaman padi yang subur serta terbebas dari hama dan penyakit itu tak lepas dari inovasi yang dilakukan Ketua Kelompok Sri Trusmi Satu, Waklan. Melalui serangkaian uji coba yang dilakukannya sendiri, petani asal Desa Kedokanbunder Wetan itu berhasil menciptakan pupuk organik serta pembasmi hama dan penyakit secara alami berbagis agens pengendali hayati (APH).

Keberhasilan Waklan dalam mengembangkan pertanian ramah lingkungan itu diawali dari kegelisahannya sebagai petani. Dia mengatakan, hasil yang diperolehnya saat panen, sebagian besar habis untuk membayar utang di kios tani guna pembelian pupuk dan pestisida kimia selama masa tanam. ‘’Petani lainnya juga mengalami hal yang sama,’’ ujar Waklan, saat ditemui Republika di areal persawahannya di Desa Kedokanbunder Wetan.