Sabtu 14 Sep 2024 11:17 WIB

Beda dengan Peter Gontha, Yenny Wahid Bangga Pemain Naturalisasi Mau Bela Indonesia

Menurut Yenny, sah-sah saja ada orang yang ingin menjadi WNI.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pemain timnas Indonesia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia melawan Australia di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (11/9/2024).
Foto: undefined
Pemain timnas Indonesia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia melawan Australia di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (11/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yenny Wahid, putri almarhum Gus Dur, bingung ada orang yang malu dengan pemain-pemain naturalisasi di timnas sepak bola Indonesia. Menurut Yenny, seharusnya kita bangga jika ada yang mau menjadi warga negara Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Yenny yang juga ketua umum Panjat Tebing Indonesia, yang belum lama ini atletnya meraih emas olimpiade Paris 2024, dalam laman Instagram miliknya.

Baca Juga

"Saya suka bingung deh kalau ada orang yang malu dengan naturalisasi pemain-pemain sepak bola yang sekarang memperkuat skuad Indonesia," ujarnya.

"Kalau saya sih ya malah bangga kalau ada orang yang mau memperkuat dan bahkan menjadi warga negara Indonesia. Toh rata-rata para pemain naturalisasi itu ada darah Indonesianya lho yang mengalir di tubuh mereka."

Menurut dia, saya sah-sah saja kalau ada orang mau bergabung menjadi WNI dan kita harus bangga sebagai WNI kalau ada orang yang mau bergabung menjadi warga negara kita.

"Nah, kita kangan berpikiran sempit. Yuk kita perkuat terus apa pun yang bisa kita lakukan untuk terus meraih prestasi bagi olahraga di Indonesia dalam olahraga sepak bola untuk Indonesia," kata Yenny.

Belum lama ini mantan duta besar Polandia Peter Gontha mengkritik timnas Indonesia yang menurutnya diisi banyak pemain naturalisasi. Padahal negara lain sudah lebih dulu melakukannya. Bahkan Australia yang menjadi lawan Indonesia 10 September lalu, diperkuat 12 pemain naturalisasi di mana 9 pemainnya tak mempunyai darah Australia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement