REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia (BI) menyoroti masih rendahnya kontribusi pembiayaan syariah di sektor perbankan yang hanya menyumbang 8 persen. Padahal, hingga Juli 2024 pembiayaan syariah tumbuh 11,9 persen year on year (yoy) mencapai Rp 598 triliun.
"Walaupun pembiayaan syariah sudah tumbuh 12 persen, share terhadap perbankan secara total masih relatif kecil, baru 8 persen," kata Destry saat memberi sambutan pada FESyar Jawa 2024, Jumat (13/9/2024).
Destry menuturkan penyebab rendahnya kontribusi pembiayaan syariah ke perbankan lantaran terbatasnya instrumen keuangan berbasis syariah di Indonesia. Padahal, potensi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia sangatlah besar karena jumlah penduduk muslim yang terus bertambah.
Kini, tercatat 235 juta penduduk muslim di Indonesia. Tak hanya itu, 70 persen di antaranya adalah anak muda yang sangat ramah terhadap perkembangan digital.