Ahad 15 Sep 2024 06:38 WIB

Menelusuri Darah Minangkabau Cut Nyak Dhien

Buyut Cut Nyak Dhien dari Minang juga seorang pejuang antipenjajahan.

Red: Indira Rezkisari
Wisatawan asal Malaysia mengunjungi situs Rumah Cut Nyak Dhien, di desa Lampisang, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (13/10).
Foto: Antara/Ampelsa
Wisatawan asal Malaysia mengunjungi situs Rumah Cut Nyak Dhien, di desa Lampisang, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Mendengar nama Cut Nyak Dhien, orang tentu langsung berpikir tentang pahlawan nasional kelahiran 1848 yang merupakan srikandi tangguh asal Aceh. Anggapan itu tidak salah karena kedua orang tuanya merupakan suku Aceh. Namun, banyak yang tidak tahu bahwa di dalam nadi istri Teuku Umar tersebut juga mengalir darah Minangkabau.

Darah Minangkabau diwariskan oleh buyut Cut Nyak Dhien bernama Makoedum Sati. Hal itu dapat dijumpai pada silsilah keluarga Cut Nyak Dhien yang terpajang di Rumoh Tjut Nja' Dhien di Desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Baca Juga

Juru Pelihara Rumoh Tjut Nja' Dhien atau Museum Cut Nyak Dhien, Asiah (54 tahun), menyatakan dalam silsilah keturunan Cut Nyak Dhien memang tidak diketahui pasti sosok Makoedum Sati.

Namun, buyut Cut Nyak Dhien tersebut diketahui perempuan yang berasal dari Pagaruyuang, Kota Batusangkar, Provinsi Sumatera Barat. Makoedum Sati dulunya diketahui pergi menimba ilmu pengetahuan ke Tanah Aceh, tepatnya di pondok pesantren sekaligus untuk merantau.