Ahad 15 Sep 2024 16:08 WIB

Siapakah Nabi Idris? Ini Profil dan Keutamaannya

Nabi Idris memiliki sejumlah keutamaan.

ILUSTRASI Nabi Idris.
Foto: MgIt03
ILUSTRASI Nabi Idris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Nabi Adam sebagai manusia pertama, ada lelaki yang diangkat menjadi nabi Allah, yakni Idris 'alaihi salam (AS). Menurut Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya', beliau diperkirakan berusia 345 tahun. Ada pula yang menyebutkan usianya 308 tahun.

Terdapat sejumlah keistimewaan mengenai Nabi Idris AS. Pertama, ia adalah manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena. Kepada Idris-lah, Allah memberikan 30 lembaran-lembaran ajaran, yang berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya.

Baca Juga

Kedua, Nabi Idris diberi bermacam-macam pengetahuan, antara lain, merancak (merawat) kuda, ilmu perbintangan (falak), sampai ilmu berhitung alias matematika.

Ketiga, nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata darasa yang artinya belajar. Idris memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah, yang diturunkan kepada Adam dan Nabi Syits.

Bahkan, ajaran yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari Tuhannya.

Terakhir, Nabi Idris ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya.

Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat. Idris yang haus akan ilmu pengetahuan sehari-hari memang disibukkan oleh berbagai kepentingan. Namun, ia tetap selalu ingat kepada Tuhan.

Dengan berbekal pengetahuan yang mencapai kelengkapan, kekuatan dan kehebatan yang mumpuni, Idris menjadi gagah berani tak takut mati, tak gentar kepada siapa saja, terutama dalam menyadarkan keturunan Qabil-Iqlima, yang saat itu penuh dengan kesesatan.

Dapat dipahami jika ia mendapat gelar kehormatan Asad al-Usud alias 'Singa di atas segala singa' dari Allah.

Kepada kaumnya, Idris diperintahkan memberantas kebiasaan melakukan kenistaan. Idris ditugaskan untuk membenahi pekerti rendah, zalim terhadap sesama, suka permusuhan, serta suka berbuat kerusakan.

Kepada keturunan Qabil, Idris menegaskan, iman kepada Allah bisa memberikan keberuntungan. Untuk itu wahai kaumku, peganglah tali agama Allah, beribadahlah hanya kepada Allah. Bebaskan diri dari azab akhirat dengan cara amal saleh dan kebaikan.

"Zuhudlah di dunia dan berlaku adil, mengerjakan shalat sesuai dengan ajaran Tuhan. Berpuasa pada hari tertentu setiap bulan, jihad melawan musuh agama bikinan setan, serta keluarkan zakat dan sedekah untuk membantu kaum papa dan kaum yang ditimpa kemalangan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement