REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINFA -- Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menilai, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-30 yang digelar di Samarinda tahun ini bukan sekadar ajang kompetisi bacaan Alquran. Menurutnya, MTQ harus menjadi ajang yang bisa membentuk generasi muda yang lebih Qurani, yang mampu membaca Alquran, mengerti maknanya dan diberi kemampuan mengamalkannya dalam kehidupan sehari harinya.
"Ini bukan hanya soal membaca Alquran dengan indah. MTQ ke-30 harus dilihat sebagai katalisator bagi pembentukan generasi muda yang lebih Qurani," ujar Kiai Nasaruddin dalam keterangannya di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (14/9/2024).
BACA JUGA: Maulid Nabi Muhammad SAW, 3 Bukti Cinta Sudah Kita Lakukan?
Kalimantan Timur (Kaltim) telah menjadi perhatian sebagai calon pusat pemerintahan baru Indonesia. Namun, di balik proyek IKN yang diresmikan pada 17 Agustus lalu, keberhasilan menjadi tuan rumah MTQ justru menunjukkan dimensi lain dari provinsi ini, yakni perpaduan antara pembangunan fisik dan pembentukan karakter spiritual masyarakat.
"Saya kagum melihat bagaimana Kalimantan Timur mampu mempersiapkan dua acara besar secara berurutan (Peresmian IKN dan gelaran MTQ) tanpa mengorbankan kualitas salah satu di antaranya. Ini adalah bukti bahwa mereka siap, tidak hanya dalam hal infrastruktur, tetapi juga dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan di masyarakat," ucap Nasaruddin.
Dia menuturkan, MTQ Nasional kali ini bukan hanya mempertegas identitas religius Kaltim, tetapi juga membawa harapan akan lahirnya generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berpegang teguh pada nilai-nilai Alquran.
"Bayangkan, generasi yang tumbuh di tengah kota modern IKN, tetapi tetap dibimbing oleh nilai-nilai Alquran. Ini yang kita butuhkan untuk masa depan bangsa," kata Dewan Pengawas pelaksanaan MTQ Nasional ke-30 ini.
Keberhasilan Kaltim dalam menghelat MTQ Nasional dengan standar baru, diakui oleh Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Jakarta ini, layak dijadikan tolok ukur bagi provinsi lain untuk perhelatan MTQ tingkat Nasional selanjutnya.
“Rapi, matang, dan sangat inspiratif. Saya berharap momentum ini terus bergulir, bukan hanya sebagai agenda rutin, tetapi sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa yang lebih Qurani,” jelas Kiai Nasaruddin.
MTQ di Kaltim bukan hanya ajang kompetisi bacaan, tapi sebuah pesan bahwa spiritualitas tetap harus berjalan seiring dengan modernitas. Di tengah transformasi besar yang dibawa IKN, generasi muda Qurani menjadi harapan bagi kemajuan yang tetap berpijak pada nilai luhur.