REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah biara berdiri di pinggir jalan utama yang menuju pusat Negeri Syam (Suriah). Di dalamnya, seorang kepala biara tinggal.
Orang-orang menyebutnya sebagai Buhaira. Dalam bahasa setempat, buhaira berarti 'lautan luas' atau 'yang terpilih.' Gelar itu menandakan, besarnya penghormatan masyarakat setempat pada sang rahib.
BACA JUGA: Doa Khusus untuk Rasulullah SAW yang Diganjar 10 Kali Lipat Pahalanya
Seperti disebut dalam Ensiklopedi Islam, nama tokoh Kristen ini adalah Gergeus. Sehari-hari, dirinya mendaras Injil dan Taurat, serta mengajarkan isi kitab itu dan ilmu-ilmu falak kepada para muridnya.
Aliran Kristen yang ia ikuti adalah Nestorian atau Nastur. Sekte ini tidak menerima doktrin ketuhanan Nabi Isa AS atau Yesus. Bahkan, pantang baginya menyebut Yesus sebagai Tuhan atau "anak Tuhan."
Buhaira Gergeus memiliki seorang murid nan setia bernama Mudzhib. Di kemudian hari, Mudzhib menjadi guru bagi Salman al-Farisi, sebelum sahabat Nabi ini masuk Islam.
Biara Buhaira Gergeus berlokasi di pinggir jalan utama menuju ke Syam dan selalu tinggal di dalamnya. Dia tinggal di sana, khususnya pada musim lewat para pelancong dan kafilah dagang.
Pada siang hari itu, Buhaira Gergeus sedang berdiri di depan biaranya. Ia amat menanti-nantikan momen kini. Banyak kafilah dagang dari Jazirah Arab yang berdatangan ke Syam. Dan, di antara mereka selalu ada yang berasal dari Makkah.
Bagi Buhaira, kedatangan kafilah-kafilah Makkah itu sangat diharapkan. Bukan lantaran barang-barang komoditas yang mereka bawa, melainkan siapa yang akan bersama mereka.
Sesuai dengan pembacaannya atas kitab-kitab suci, Buhaira percaya bahwa sang nabi Allah akhir zaman (khatam al-anbiya wal mursalin) lahir pada masa ini. Dan, sosok istimewa itu berasal dari Tanah Arab.
Halaman selanjutnya ➡️