REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak syahidnya khalifah Utsman bin Affan di tangan para pemberontak, kerusakan (fitnah) mulai terjadi di mana-mana wilayah daulah Islam. Beberapa perang saudara terjadi. Kubu Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan bahkan saling berhadapan di Perang Siffin pada 657 M.
Setelah terjadi rupa-rupa konfrontasi, Hasan bin Ali menerima pemerintahan Muawiyah pada 41 H/661 M. Tahun tersebut dinamakan 'Am al-Jama'ah (Tahun Persatuan) karena kaum Muslimin kembali bersatu di bawah pimpinan seorang khalifah.
Namun, nuansa damai dari `Am al-Jama’ah tidak berlangsung lama. Banyak elite Dinasti Umayyah—wangsa yang didirikan Muwaiyah, berpusat di Damaskus—masih saja memandang sinis (bekas) lawan politik mereka.
Padahal, kubu Ali nyata-nyata telah mengalami kekalahan-politik yang telak. Tetap saja, beberapa raja Bani Umayyah menerapkan kampanye negatif terhadap sepupu Nabi SAW itu, beserta anak keturunannya.