Senin 16 Sep 2024 17:31 WIB

Biro Statistik Ungkap Inflasi Israel Kian Meroket, Ekonomi Zionis di Ambang Kehancuran?

Tingkat inflasi tahunan selama 12 bulan terakhir meningkat menjadi 3,6%.

Red: A.Syalaby Ichsan
Warga Israel memprotes pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 7 September 2024.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Warga Israel memprotes pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 7 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perang Israel di Gaza sudah mendekati satu tahun. Negeri penjajah tersebut pun harus mengeluarkan biaya yang mahal selama menjalankan aksi genosidanya. Di tengah pembantaian Israel yang sudah membuat lebih dari 40 ribu jiwa warga Gaza menjadi syuhada, Israel menghadapi kondisi ekonomi yang tidak baik-baik saja.

Perekonomian Israel dilaporkan mengalami kontraksi. Biro Pusat Statistik Israel yang dirilis pada Senin (16/9/2024), mengungkapkan, defisit fiskal kian melebar. Sementara, lembaga pemeringkat utang Moody’s telah menurunkan peringkat kredit negeri zionis tersebut.

Baca Juga

Inflasi Israel juga melaju lebih cepat dari yang diperkirakan pada bulan Agustus. Kenaikan harga didorong oleh naiknya biaya produk segar, perumahan, dan perjalanan ke luar negeri, dilansir dari Al-Mayadeen yang dikutip Republika di Jakarta.

Tingkat inflasi tahunan selama 12 bulan terakhir meningkat menjadi 3,6%, menandai level tertinggi sejak Oktober. Angka ini naik dari 3,2% pada Juli dan 2,9% di bulan Juni. Inflasi tetap berada di atas kisaran target tahunan pemerintah sebesar 1% sampai 3% selama dua bulan berturut-turut.