Selasa 17 Sep 2024 06:00 WIB

Shin Bet Israel Bentuk Timsus Incar Pentolan Hamas Yahya Sinwar

Pemimpin Hamas akan kirim pesan penting ke seluruh dunia

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Pemimpin Senior Hamas Yahya Sinwar.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Pemimpin Senior Hamas Yahya Sinwar.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang pejabat senior gerakan Hamas mengumumkan bahwa kepala kantor politik Hamas akan segera mengirim pesan kepada Palestina dan seluruh dunia.

Osama Hamdan, mantan perwakilan senior Hamas di Lebanon dan Teheran, mengumumkan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar akan segera memberikan pesan langsung kepada bangsa Palestina dan seluruh dunia.

Baca Juga

Badan mata-mata internal Israel, Shin Bet, yang lebih dikenal dengan akronim Shabak telah membentuk unit khusus untuk membunuh Yahya Sinwar, kepala biro politik baru gerakan perlawanan Palestina Hamas, demikian laporan media Zionis.

Pada hari Ahad (15/9/2024), Saluran 12 TV rezim Zionis mengungkap rencana jahat anti-Hamas yang direncanakan oleh Shin Bet, dikutip dari laman MEHR News Agency, Senin (16/9/2024)

Menurut laporan ini, badan mata-mata Israel membentuk satu regu untuk memantau pergerakan Sinwar dan tim tersebut aktif sepanjang waktu untuk menargetkannya sejak dimulainya perang Gaza.

Laporan ini juga mengungkap bahwa aparat mata-mata rezim Zionis telah mempertimbangkan sejumlah besar uang untuk mengejar Sinwar, yang dianggap Tel Aviv sebagai dalang operasi Penyerbuan Al-Aqsa.

Sinwar, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di penjara Israel, dipilih sebagai penerus Ismail Haniyeh, yang dibunuh oleh rezim Zionis di Teheran pada 31 Juli 2024.

Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara itu, Masoud Pezeshkian, sehari sebelumnya.

Sebelumnya pada 14 Agustus, sumber Amerika melaporkan bahwa Yahya al-Sinwar, kepala kantor politik Hamas, mengirim pesan kepada mediator Arab tentang pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

Menurut laporan tersebut, Sinwar menekankan dalam pesannya bahwa jika rezim Israel serius tentang pembicaraan gencatan senjata di Gaza dan ingin Hamas berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut, maka pertama-tama mereka harus menghentikan serangan militernya di Gaza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement