REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perlawanan Islam di Irak mengumumkan pada Senin (16/9/2024), mereka telah meluncurkan serangan yang menargetkan pangkalan militer Israel di Lembah Yordan di wilayah pendudukan Palestina dengan menggunakan pesawat tak berawak.
Dalam sebuah pernyataan, pihak perlawanan mengonfirmasi bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari upaya yang sedang berlangsung untuk melawan pendudukan, dalam solidaritas mereka dengan warga Gaza. Serangan tersebut juga sebagai tanggapan atas pembantaian yang dilakukan oleh entitas pendudukan Israel terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua, lapor Al-Mayadeen yang dikutip Republika di Jakarta.
Para pejuang Irak bersumpah untuk melanjutkan operasi militer menyerang benteng-benteng musuh dengan intensitas yang meningkat. Sebelumnya pada Senin, Al Mayadeen melaporkan bahwa Perlawanan Islam di Irak telah menargetkan sebuah pangkalan militer Israel di Lembah Yordan dengan serangan pesawat tak berawak.
Operasi terbaru ini terjadi sehari setelah Perlawanan Irak mengumumkan peluncuran serangan pesawat tak berawak terhadap aset Israel di kota Haifa yang diduduki di pantai Mediterania.
Pada 4 September 2024, Perlawanan juga melancarkan serangan pesawat tak berawak ke Pelabuhan Haifa. Menurut pusat penelitian Alma Israel, serangan yang dilancarkan oleh Perlawanan Irak terhadap aset Israel dari November 2023 hingga Mei 2023 berjumlah 107 serangan jarak jauh.
Serangan-serangan ini tersebar sebagai berikut: 51% menargetkan wilayah selatan di Palestina yang diduduki, yang sebagian besar berada di kota pelabuhan Eilat, 41,2% di wilayah utara yang diduduki, dan 7,8% di wilayah tengah, seperti Haifa.
Yang paling penting dari serangan-serangan ini adalah serangan drone satu arah yang menghantam pelabuhan angkatan laut di Eilat pada 1 April 2024.