Selasa 17 Sep 2024 08:05 WIB

Elon Musk Tuding Tokoh Partai Demokrat 'Kompori' Upaya Pembunuhan Trump

Terjadi upaya pembunuhan kedua terhadap Donald Trump pada Ahad (15/9/2024).

Kandidat presiden dari Partai Republik yang juga mantan Presiden Donald Trump menuruni turun panggung usai ditembak saat kampanye di Butler, Pennsylvania, AS, Sabtu (13/7/2024).
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Kandidat presiden dari Partai Republik yang juga mantan Presiden Donald Trump menuruni turun panggung usai ditembak saat kampanye di Butler, Pennsylvania, AS, Sabtu (13/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Pemilik X, Elon Musk menuding ada sejumlah tokoh penting Partai Demokrat secara aktif mendorong masyarakat untuk menghilangkan nyawa mantan Presiden Amerika Serikat dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump. Musk menuding bahwa sosok di Partai Demokrat itu menyebut Trump sebagai seorang diktator jahat.

"Mereka (Demokrat) secara aktif mendorong orang untuk membunuh Trump," tulis Musk pada unggahan di X, Senin (16/9/2024).

Baca Juga

Dia menambahkan, Reid Hoffman, salah satu pendiri LinkedIn yang dikenal sebagai salah satu donor utama Partai Demokrat, mengatakan kepada penonton di festival film Sundance bahwa dia berharap Trump menjadi 'martir sejati'. Menurut pendapat Musk, komentar itu berarti kematian.

Sebelumnya, terjadi upaya pembunuhan kedua terhadap Donald Trump pada Ahad (15/9/2024) di Trump International Golf Club West Palm Beach ketika mantan presiden AS tersebut sedang bermain golf. Pihak kepolisian mengatakan, agen Dinas Rahasia melepaskan tembakan ke arah tersangka, pembunuh yang bersembunyi di semak-semak.

Pria itu melarikan diri dari tempat kejadian tetapi kemudian berhasil ditangkap. Senapan jenis AK-47 ditemukan di lokasi kejadian, bersama dengan dua tas ransel dan kamera GoPro.

Sementara itu, FBI telah bergabung dalam penyelidikan ini, dan pihak berwenang AS menganggapnya sebagai upaya pembunuhan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement