Selasa 17 Sep 2024 11:08 WIB

Hujan Masih Berpotensi Turun di Jawa Barat Sepekan ke Depan

Labilitas atmosfer berada pada kategori ringan hingga sedang.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas pemantau cuaca BMKG
Foto: Antara/Jojon
Petugas pemantau cuaca BMKG

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memperkirakan hujan masih berpotensi turun di sebagian wilayah Jawa Barat (Jabar) untuk satu pekan ke depan dari tanggal 16 September hingga tanggal 22 September. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk waspada dan selalu siap siaga.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan sepekan ke depan diperkirakan terjadi hujan di sebagian wilayah Jabar akibat beberapa faktor. Di antaranya, suhu muka laut di sebagian Indonesia masih relatif hangat dan gelombang Kelvin masih aktif di akhir pekan.

Baca Juga

Selain itu, labilitas atmosfer berada pada kategori ringan hingga sedang. "Diprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah di Jabar," kata Rahayu, Selasa (17/9/2024).

Rahayu mengatakan potensi hujan sedang hingga lebat dan sangat lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang dengan durasi singkat. Ia mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi terjadi cuaca ekstrem.

Khususnya wilayah Jabar bagian barat yang saat ini memasuki masa peralihan atau pancaroba musim dari kemarau ke hujan. Termasuk waspada terhadap potensi bencana. "Waspada terhadap bencana yang berpotensi dapat terjadi," kata dia.

Prakirawan BMKG Iid Mujtahidin mengatakan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Ia menyebut pada bulan September mulai terjadi hujan di sebagian wilayah di Jawa Barat meski belum banyak. "September mulai terjadi hujan di sebagian wilayah," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement