REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sebanyak 135 orang ojek pangkalan (opang) di wilayah Pasir Impun, Kota Bandung meminta kompensasi atau ganti rugi sebesar Rp 10 juta per orang atas diberlakukannya ojek online (ojol) dapat melintas dan mengangkut penumpang di jalur tersebut. Mereka merasa dirugikan dan mengalami penurunan pendapatan.
Seperti diketahui perselisihan opang dengan ojol di Pasir Impun sudah beberapa kali terjadi. Bahkan bentrokan sempat terjadi meski akhirnya dapat dimediasi hingga terjadi perdamaian. "Pengen ada penggantian, mau dihijaukan oleh ojek online kita minta ganti rugi. Mudah-mudahan Rp 10 juta per orang disetujui, anggota ada 135 orang," ujar Ketua Opang Pasir Impun Deni Kustiawan saat dikonfirmasi, Selasa (17/9/2024).
Tuntutan tersebut, kata dia, ditujukan kepada pihak kecamatan, penyedia ojol hingga warga setempat. Apabila ojol diperbolehkan melintas mengangkut penumpang maka dipastikan opang tidak dapat beroperasi. "Kita gak bisa jalan, masa nonton ojek online ke atas ke bawah," katanya.
Selain itu, opang untuk dapat beroperasi di wilayah Pasir Impun harus membeli kartu anggota opang. Sejauh ini, delapan kesepakatan antara opang dengan ojol di Pasir Impun belum berlaku.
Seperti diketahui delapan keputusan itu yaitu setiap opang dan ojol berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, setiap warga berhak memilih layanan transportasi sesuai dengan keinginan. Tidak ada pembatasan penggunaan jalur antara ojek online atau opang di Jalan Pasir Impun.
Pengelola aplikasi ojol memberi edukasi kepada opang yang akan daftar. Masing-masing pihak berkomitmen menjaga kondusifitas. Apabila terdapat pihak melanggar akan diproses hukum dan opang tetap dapat beroperasi. Kebijakan tersebut mulai berlaku Senin (16/9/2024).
"Delapan poin ada yang gak disepakati sama opang yang bikin posko di jalur Pasir Impun dan ojol bisa mangkal gak sepakat," kata dia.
Sejauh ini, ia menyebut ojol masih ada yang menurunkan penumpang saat berada di Pasir Impun termasuk masih ada yang nakal membawa penumpang. Ia mengaku belum menerima surat resmi soal ojol diperbolehkan beroperasi di wilayah tersebut.
Ia mengaku masih ingin menemui pihak terkait untuk menuntaskan masalah tersebut. Sejauh ini, pihaknya memberikan kelonggaran untuk ojol yaitu pembawa makanan diperbolehkan akan tetapi mereka yang membawa penumpang harus turun.