Selasa 17 Sep 2024 20:20 WIB

Pj Heru Bicara Kemacetan di Jakarta: Harus Diatasi Bersama Wilayah Aglomerasi

Menurut Heru Budi, mengatasi kemacetan dengan membangun transportasi terus-menerus.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemacetan masih menjadi salah satu permasalahan yang belum dapat dituntaskan di wilayah DKI Jakarta. Dengan hadirnya transportasi publik yang ada, ternyata belum mampu mengatasi kemacetan yang kadang semakin parah terjadi di beberapa sudut jalanan Jakarta.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, saat ini, transportasi publik di Jakarta sebenarnya sudah cukup lengkap, mulai bus Transjakarta, MRT Jakarta, hingga LRT Jakarta. Namun, kendaraan yang hilir mudik di wilayah Jakarta dalam sehari mencapai 22 juta unit.

Baca Juga

Hal itu membuat kemacetantidak terhindarkan. "Hilir mudik ya, keluar masuk kendaraan kurang lebih 22 juta di Jakarta yang masuk dan keluar," kata Heru saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).

Karena itu, menurut Heru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak bisa mengatasi kemacetan tanpa bantuan pihak lain. Dia pun mengajak pemerintah daerah yang berada di kawasan aglomerasi, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur, ikut memikirkan kemacetan di Jakarta.

"Tentunya kemacetan ini tidak bisa hanya Jakarta, tapi harus bersama sama dengan kota aglomerasi," kata Heru.

Dia pun mencontohkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu, telah meresmikan pembangunan MRT Lin Timur-Barat Fase I Tahap I. Selain itu, Pemprov DKI juga sedang membangun LRT Jakarta secara bertahap akan dilakukan sampai dengan Manggarai dan Dukuh Atas.

"Jadi emang yang membangun transportasi, ya namanya membangun transportasi ya terus-menerus," kata kepala sekretaris presiden (kasetpres) tersebut. Dengan cara itu, ke depanya pengguna transportasi publik meningkat dan kemacetan bisa ditekan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement