REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Allah SWT tidak akan menyatukan dua rasa yang sama pada diri seseorang. Dalam sebuah hadits disebutkan:
قال الله عز وجل : و عزتي لا أجمع لعبدي أمنين و لا خوفين , إن هو أمنني في الدنيا أخفته يوم أجمع فيه عبادي , و إن هو خافني في الدنيا أمنته يوم أجمع فيه عبادي
“Allah Ta’ala berfirman: “Demi kemuliaanKu, aku tidak akan mengumpulkan untuk hambaKu dua rasa aman dan dua rasa takut. Siapa yang merasa aman terhadap diriKu di dunia ini, maka Aku akan jadikan ketakutan nanti pada hari kiamat. Dan jika ia merasa takut kepada Ku di dunia ini, maka Aku akan berikan keamanan untuknya pada hari Aku kumpulkan hamba-hambaKu pada hari kiamat.”” (H.R. Abu Nu’aim)
Buya H Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah II menjelaskan, barangsiapa takut kepada Allah, ketika di dunia, kelak di akhirat ia akan merasa aman. Akan tetapi, barangsiapa yang tidak takut kepada Allah di dunianya, kelak di akhirat dia akan dicekam rasa takut yang membinasakan.
Secara tidak langsung hadits ini memberi pelajaran kepada kita bahwa apabila kita ingin merasa aman di akhirat yang merupakan kehidupan yang sebenarnya maka kita harus takut kepada Allah. Yang dimaksud di sini adalah bukan berarti kita takut kepada Allah sehingga kita menjadi menjauh dari Allah, melainkan karena ketakutan kita kepada Allah maka kita akan menjalankan semua perintah dan menjauhi segala laranganNya. Dan itulah jalan orang-orang yang bertakwa .
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 5:
اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
ulâ'ika ‘alâ hudam mir rabbihim wa ulâ'ika humul-mufliḫûn
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Menurut Buya Alfis, sedangkan apabila kita smaa sekali merasa aman dan tidak merasa takut di dunia, maka kita akan tidak menghiraukan perintah Tuhan. Dan, hal itulah yang akan membuat kita menjadi tidak merasa aman di akhirat sana.