REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Serangan terkoordinasi melalui saluran telekomunikasi pager, dinilai media Barat telah memukul gerakan Hizbullah. Karena bagaimana pun pager atau penyeranta menjadi alternatif gerakan tersebut untuk menghindari penyadapan yang dilakukan oleh Israel.
Seperti dilansir the Guardian, Israel mungkin tidak mengakui serangan tersebut. Tetapi serangan terkoordinasi yang luar biasa terhadap Hizbullah dengan meledakkan ribuan pager yang digunakan oleh anggota kelompok Lebanon tersebut, hampir dapat dipastikan merupakan operasi Mossad.
Badan intelijen Israel telah terlibat dalam pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah selama beberapa dekade, tetapi, jika keterlibatannya dikonfirmasi, ini merupakan eskalasi yang signifikan.
Laporan tentang jumlah korban di lapangan terus berdatangan. Namun sedikitnya sembilan orang tewas dan sekitar 3.000 orang terluka dalam puluhan, bahkan ratusan, ledakan terkoordinasi, tersebut.
Ini menunjukkan keinginan yang kejam dan membabi buta untuk menargetkan Hizbullah.
Tidak jelas bagaimana ledakan pager tersebut disebabkan. Meskipun ada spekulasi yang tak terelakkan tentang peretasan, kemungkinan besar ledakan tersebut merupakan hasil dari perangkat yang disabotase.
Laporan awal menyebutkan pager yang meledak adalah model baru yang diproduksi oleh perusahaan yang rantai pasokannya mungkin telah disusupi oleh pelaku serangan.
Yossi Melman, salah satu penulis Spies Against Armageddon dan buku-buku lain tentang intelijen Israel, menekankan bahwa tampaknya pager yang meledak itu "baru-baru ini dipasok".
"Kita tahu bahwa Mossad mampu menembus dan menyusup ke Hizbullah berkali-kali," tambahnya.