Rabu 18 Sep 2024 14:40 WIB

Terungkap, Mossad Tanam 5.000 Peledak di Pager Hizbullah Beberapa Bulan Lalu

Bom pager Mossad itu diduga telah diledakkan lebih awal.

Setidaknya 9 orang tewas, dan sekitar 2.800 lainnya terluka, 200 di antaranya luka parah, setelah ratusan ‘pager’ atau penyeranta meledak di seluruh Lebanon, Selasa (17/9).
Foto: X
Setidaknya 9 orang tewas, dan sekitar 2.800 lainnya terluka, 200 di antaranya luka parah, setelah ratusan ‘pager’ atau penyeranta meledak di seluruh Lebanon, Selasa (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Serangan teror yang dilancarkan oleh badan intelijen Israel, Mossad, melalui ledakan bom di Lebanon, telah direncanakan dalam beberapa bulan terakhir. 

Kantor berita Reuters melaporkan, badan mata-mata Israel Mossad menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 pager buatan Taiwan yang dipesan oleh kelompok Lebanon, Hizbullah. Mereka menaruh bahan berbahayan itu beberapa bulan sebelum ledakan Selasa. Demikian mengutip sumber keamanan senior Lebanon dan sumber lainnya.

Baca Juga

Mengutip beberapa sumber, Reuters juga menambahkan bahwa rencana tersebut tampaknya telah direncanakan selama berbulan-bulan. 

Serangan tersebut menargetkan Hizbullah dan telah membuat rumah sakit di Lebanon kewalahan. Beberapa korban menjadi buta, sementara yang lain harus diamputasi.

Diledakan lebih awal

Namun, secara terpisah, sumber Israel dan AS memberi tahu Axios dan Al-Monitor bahwa ledakan tersebut awalnya direncanakan sebagai langkah pembuka dalam serangan 'habis-habisan' terhadap Hizbullah.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel menjadi khawatir Hizbullah telah mengetahui rencana tersebut - jadi mereka meledakkannya lebih awal.

"Itu adalah momen gunakan atau hilang," kata seorang pejabat AS kepada Axios.

Seperti yang baru saja dilaporkan, tampaknya pager yang meledak itu bisa jadi model "Gold AR-924".

Namun, pendiri produsen elektronik Taiwan, Gold Apollo, telah membantah perusahaannya terlibat dalam ribuan pager yang meledak di Lebanon.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement