REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kunjungannya, Paus Fransiskus menyempatkan mampir ke Masjid Istiqlal, yang jaraknya berdekatan dengan Gereja Katedral Jakarta. Keakraban yang ditunjukkan Paus Fransiskus dengan Prof Nasaruddin Umar selaku Imam Masjid Istiqlal dianggap menjadi simbol inklusivitas umat beragama di Indonesia.
Menyoroti kerukunan yang ditunjukkan oleh kedua tokoh besar yang berbeda agama ini, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menjelaskan bahwa hal ini harus menjadi contoh bagi umat beragama lainnya untuk tetap menjalin kerukunan dalam perbedaan. Pria yang akrab dengan sapaan Romo Benny ini menyatakan bahwa Paus Fransiskus sangat takjub dengan persatuan Indonesia yang dibangun di atas kemajemukan yang ada.
“Meskipun ada perbedaan, karena kita terdiri dari 714 suku etnis, kita bisa hidup berdampingan, saling menghargai, dan saling menerima perbedaan itu. Ini yang sebenarnya Paus Fransiskus katakan di dalam perjumpaan dengan Bapak Presiden Joko Widodo dan pertemuannya di Istiqlal, agar umat beragama saling membangun kerjasama, membangun persaudaraan, dan meningkatkan kesadaran bersama untuk membangun kebahagiaan bersama,” terang Romo Benny di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Dirinya mengatakan bahwa persahabatan yang ditunjukkan oleh Prof Nasaruddin Umar dan Paus Fransiskus merupakan momen berharga yang patut disyukuri. Perjumpaan kedua tokoh besar ini, walaupun singkat, dapat menunjukkan betapa indahnya kemajemukan jika dikelola dengan baik.