Rabu 18 Sep 2024 14:53 WIB

Santri Dianiaya Senior Gara-Gara Rokok, Ini Respons Kemenag

Terjadi penganiayaan santri oleh senior gara-gara rokok.

Rep: Noor Alfian/ Red: Muhammad Hafil
Penganiayaan (Ilustrasi)
Penganiayaan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO–Pasca kasus penganiayaan senior kepada junior yang terjadi di SMP Pesantren Tahfidz Az Zayadiyy hingga berujung tewasnya salah seorang santri Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukoharjo akan mengkaji kasus tersebut. 

Kepala Kemenag Kabupaten Sukoharjo Muh Mu'alim mengatakan akan mengkaji kasus tersebut usai takziah di kediaman korban terlebih dahulu. 

Baca Juga

"Kami rencananya akan ke rumah keluarga dulu. Takziah dulu, karena kami malah baru tahu kabarnya Sore kemarin," kata Mualim, Rabu (18/9/2024). 

Pihaknya menjelaskan sejauh ini kasus kekerasan di pondok pesantren baru kali ini terjadi. Oleh sebab itu pihaknya mengatakan akan mengkaji kasus tersebut.

"Secara regulasi, pondok ketika mendapat izin operasional, berarti sudah sesuai regulasi dan ketentuan yang ada. Tapi ini kan kasus ya, akan kita kaji dulu," katanya.  

Pihaknya juga mengaku akan melakukan pertemuan dengan pihak ponpes. Namun, pihaknya masih menunggu respon ponpes karena belum dikabari.

"Mungkin karena panik ya, masih shock semua dengan kasus yang terjadi. Saya malah tahu dari pak Kasi Pontren saya. Dimana mendapat infonya dari Kanwil Jawa Tengah setelah diberi tahu pihak kepolisian," katanya. 

"Karena ini juga bukan kejadian yang diinginkan Ponpes. Mungkin masih pada shock ya. Untuk sanksi, dari hasil investigasi, kita serahkan kepada Pimpinan dalam hal ini Kepala Kanwil Kemenag Jateng, nanti beliau yang mengarahkan," katanya menambahkan. 

 lDi sisi lain, pihaknya juga menyangkan adanya kasus yang berujung maut tersebut. Ia berharap agar kasus serupa tak terulang kembali kedepannya. "Seharusnya kejadian ini tidak sampai terjadi," katanya. 

 Di sisi lain, pihaknya mengatakan sebenarnya Kemenag selalu melakukan pertemuan dalam bentuk Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP). Tujuannya adalah agar ponpes menjadi tempat pendidikan yang nyaman dan aman. 

"Jadi dalam pertemuan kita beri arahan dan motivasi. Apalagi dari Kanwil Jateng itu ada program Sekolah dan Ponpes yang sehat dan aman. Jadi pada rapat itu menyampaikan gagasan Pondok yang ramah anak. Cuma kalau kemudian ada kejadian seperti ini, ya tentu akan kami tingkatkan lagi untuk pengawasannya," katanya mengakhiri. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement