Rabu 18 Sep 2024 18:42 WIB

BI Prediksi The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Tiga Kali pada 2024

Hal itu seiring dengan terjadinya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi di AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan prediksi penurunan suku bunga The Fed (FFR) akan terjadi sebanyak tiga kali pada tahun ini. Hal itu seiring dengan terjadinya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi di AS.

“Berdasarkan bacaan kami dari proyeksi Fed maupun analisis pelaku pasar, kami perkirakan bahwa FFR akan turun tiga kali tahun ini, dan tahun depan adalah empat kali,” kata Perry dalam konferensi pers RDG September 2024 di Kantor BI, Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Baca Juga

Dengan assessment terbaru, Perry menyebut kemungkinan penurunan suku bunga The Fed yang tiga kali pada tahun ini terjadi pada September, November, dan Desember 2024. Masing-masing besarannya setidaknya 25 basis poin.

“Probabilitasnya besar terjadi penurunan suku bunga 25 basis poin untuk September. Probabilitasnya agak kecil apakah September 25 atau 50 basis poin,” tutur dia.

Sementara itu, prediksi penurunan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun depan diperkirakan akan terjadi pada kuartal I dan kuartal II. Perry memastikan pihaknya akan terus meng-update prediksi dari probabilitas yang terjadi melihat perkembangan kondisi ekonomi, termasuk pergerakan inflasi.

Proyeksi tersebut berlandaskan pada analisis mengenai kondisi ekonomi di AS yang terus mengalami perubahan. Termasuk pada bulan ini yang makin tampak jelas terjadinya perlambatan, sehingga perlu kebijakan moneter yang longgar untuk mendongkrak perekonomian.

Secara spesifik mengenai kebijakan penurunan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 6,25 persen menjadi 6 persen pada RDG September 2024, Perry menegaskan tingginya kemungkinan FFR turun pada September 2024. Sebab kondisi ekonomi memang tengah goyang.

“Jadi dengan inflasi AS yang memang semakin jelas mengarah sasaran jangka panjangnya, perekonomian AS yang melambat, dan angka penganggurannya yang tinggi, semakin ada kejelasan bahwa FFR akan turun September dengan probabilitas, juga kemungkinan November dan Desember. Bulan depan kami akan menakar lagi dengan data-data yang baru,” kata Perry.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement