REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada 70 kali kata quran disebut di dalam Alquran. Demikian dijelaskan Muhammad Fuad Abd al-Baqi dalam Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfadh al-Quran. Kata tersebut dipergunakan dalam berbagai arti.
Menurut sebagian besar ulama, kata quran merupakan bentuk turunan (musytaq) dari kata qara'a, yang berarti 'menghimpun', 'meneliti', dan 'membaca.' Dari sini, istilah Alquran diartikan sebagai 'bacaan.'
Alquran menyebut dirinya sendiri dengan berbagai nama. Di antaranya, nama Alquran itu sendiri (surah al-Isra: 9). Kemudian, Alquran juga menyebut dirinya sebagai al-Kitab (surah al-Anbiya: 10), al-Furqan (surah al-Furqan: 1), adz-Dzikr (surah al-Hijr: 9), dan al-Tanzil (surah asy-Syura: 129).
Dari nama-nama ini, Alquran dan al-Kitab menjadi yang paling populer di kalangan kaum Muslimin. Kenyataan ini, menurut Manna al-Qaththan dalam buku Mabahits fi 'Ulum Alquran mengandung makna bahwa dalam menjaga dan memelihara otentisitas Alquran, umat Islam mesti memerhatikan dua aspek sekaligus, yaitu bacaan (al-qur'an) dan tulisan (al-kitab). Tak boleh mengandalkan salah satunya, tetapi harus berpegang pada keduanya secara bersamaan.